Kamis, 19 September 2019 pada jam 16.00 WIB di Desa Boyoteluk, Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan, mengadakan Musrenbang di Balaidesa yang di hadiri oleh seluruh lapisan masyarakat. Jumlah kehadiran 42 laki-laki dan 19 perempuan terdiri dari Bapak Lurah, Sekretaris Desa, Ketua RT, RW, Perangkat Desa, BPD, TOMAS, PMD, PLD, PEKKA, PKK, Bidan Desa dan sebagainya.
Bapak Herman dari tim Kecamatan Siwalan mengawali pembicaraan yang menyatakan supaya masyarakat desa berupaya mengusulkan suara dengan sebanyak-banyaknya kecuali usulan yang tidak boleh di usulkan seperti jembatan panjang yang menghubungkan antara Desa Depok ke Desa Boyoteluk, jalan aspal yang menghubungkan antara 3 Desa karena dana tersebut terlalu banyak mencapai 3 Miliar.
Dilanjutkan oleh Kepala Desa Bapak Taswono membicarakan tentang pemaparan pembangunan yang sudah dilaksanakan seperti bantuan jambanisasi dan pemaparan pembangunan yang sudah direncanakan dan akan di laksanakan tahun 2020- 2021, seperti rencana pembangunan Rumah Layak huni 30 rumah masih di verifikasi oleh donatur untuk di Bedah, Dreinasi-dreinasi, penggurukan jalan dan Lapangan.
Selanjutnya oleh Bapak Nurhadi (Sekretatis Desa) membacakan Rekapulasi usulan pembangunan dari 4 dusun dan setiap dusun 9-20 usulan, yang menyatakan bahwa kesamaan dari usulannya seperti adanya Mobil Siaga untuk persiapan dari tim Kesehatan, PJU (Penerangan Jalan Umum), Normalisasi Saluran Air, WC Umum, Gapura Desa dan Normalisasi Saluran Air.
Di situ mulai suasana yang menegangkan antara banyak dari masyarakat laki-laki khususnya para petani yang mengeluh tentang kebutuhan penyuluhan pertanian, sebab perlu pengetahuan cara-cara mengatasinya seperti tanah sudah kena air asin karena banjir rob. Keluhan warga di jawab oleh Kepala desa bahwa mengatasi permasalahan di Desa lagi dipikirkan step by step (bertahap), lagi ada penggalangan sungai Utara Tanggul, sudah ke Dinas Kelautan, olehnya di usahakan tanah pertanian di jadikan tambak ikan nanti akan di bantu Jaring.
Waktu sudah mulai gelap tetapi masyarakat perempuan sudah tidak sabar ingin mengusulkan, Titin Ristiani kader PEKKA dan teman-teman anggota PEKKA lainnya sudah berencana akan mengusulkan agar keberadaan PEKKA di akui supaya bisa dibina dan didampingi oleh pihak desa, pekka sudah mulai mengadakan kegiatan prakoperasi, sekarang sedang berlangsung pendidikan sekolah Akademi Paradigta yang sebagian adalah anggota pekka desa Boyoteluk. Kades merespon dan mendukung pekka, usulannya nanti tahun 2020 dana akan cair. Mendengar bahwa usulan anggota PEKKA di respon akan di danai sungguh sebuah kebanggaan, khususnya Titin Ristiani yang telah berani mengusulkan sambil berbisik -bisik kepada teman-teman. Dengan mata berkaca-kaca menyatakan “kita harus semangat membangun pemberdayaan perempuan di Desa” “iya mbak” ujar 4 teman lainnya yaitu Nur Hidayah, Istiqomah, Kasturah dan Mariyah. Berusaha mengenalkan PEKKA dan kegiatannya untuk perempuan-perempuan desa yang membutuhkan, pengalaman pertama buat anggota serikat pekka desa Boyoteluk dalam mengikuti musrembang, yang bisa di contoh oleh masyarakat lainnya khususnya perempuan yang punya hak untuk di perjuangkan.
Dari Kader Posyandu Sri mulyati dan Ambar Bidan Desa setengah berebut bicara mengusulkan pendamping peserta KB untuk mendapatkan dana transport, menanyakan pengadaan dana posyandu sampai tahun berapa? dan kapan akan di adakan stanting oleh posyandu? Diserbu pertanyaan seperti itu, wajah kades tampak bingung untuk menjawabnya, dan akhirnya usulannya tidak di jawab secara langsung, melaikan akan dijawab di belakang nanti setengah usai musrembangdes dengan alasan waktu sudah mulai malam dan acaranya di percepat.
Hasil dari musrembangdes di bacakan oleh Sekretaris Desa secara singkat cepat, dan tidak keseluruhan karena harus segera menutup acara ini. Kami dari pekka meninggalkan Balai Desa dengan perasaan bangga dan bahagia karena kami baru pertama kali mengikuti musrenbangdes dan kader pekka berhasil membantu kami mengusulkan kebutuhan untuk kelompok Pekka “Harapan Desa”.
Kontributor: Kasturah, kader Pekka Pekalongan