Suatu malam ketika aku duduk di depan komputer mencoba berfikir bagaimana mengembangkan strategi yang tepat untuk pengembangan Pekka di Malifut dan Kao. Cukup stress memang. Karena selama ini perkembangan pekka diwilayah ini mengalami kemunduran, semangat dan motivasi pekka sudah kendor, keyakinan untuk menggapai mimpi semakin jauh diawang-awang. Kemudian aku mulai membuka data-data pekka dan melihat pekerjaan pekka, aku tersadar “betapa bodohnya saya” selama ini, dalam data pekerjaan pekka hampir 90 % pertanian, mengapa tidak memulai dari apa  yang mereka miliki”, dengan tidak mengubah kebiasaan-kebiasaan mereka tetapi meningkatkan mutu dan kinerja yang lebih professional.
Untuk memulainya kami ajak pekka untuk melihat potensi yang dimiliki, mereka memiliki pekarangan, maka kami mencoba memanfaatkan pekarangan dulu sebagai uji coba apakah berhasil ataukah tidak?
Sebagai percontohan kami ambil kelompok Sukamaju karena dinilai kelompok tersebut sebagian besar anggotanya usaha perkebunan, sehingga memiliki ketrampilan dan suka dengan kegiatan pertanian, dan kelompok tersebut telah tumbuh kesadaran untuk melakukan perubahan
Kegiatan dimulai dengan membentuk kelompok tani khusus pemanfaatan pekarangan. Kemudian dibentuk pengurus, sumber dana untuk pengembangan pertanian, jenis tanaman yang akan ditanam, membuat jadwal pembersihan lahan, dan bagian yang melakukan pemasaran.
Setelah perencanaan selesai dan clear, kamipun mulai menanam pekarangan dengan tanaman kangkung, orang mulai berdecak kagum melihatnya, hanya dalam waktu 25 hari kangkung sudah dapat di panen. Pembelipun berdatangan sendiri, bahkan kadang belum sampai harinya sudah dibeli dalam jumlah banyak. Hanya dalam 3 kali panen sudah dapat mengembalikan modal yang dipinjam dari simpanan swadaya kelompok.
Semangat anggota mulai tumbuh, seakan-akan baru mendapat suntikan dana segar. Anggota yang semula tidak tertarik bersemangat ikut memasarkan kangkung di pasar, yang kemudian hasilnya disetorkan ke bendahara pertanian. Makin lama makin berkembang, tidak hanya kangkung yang ditanam ditambah dengan tanaman lain yaitu caisin atau selada yang usia tanam tidak sampai sebulan sudah dapat dipanen. Kebanyakan masyarakat setempat langsung membeli di kebun dan sisanya dibawa ke pasar.
Untuk menularkan energi positif semangat dan memotivasi kelompok untuk mengembangkan kelompoknya, karena kebiasaan penduduk setempat mau melakukan sesuatu jika sudah ada contoh dan berhasil, maka pertemuan LKM diadakan di kelompok Sukamaju
Pekka pun tidak saja hanya diajarkan menanam sayur, tapi juga disadarkan tentang manfaat sayur bagi kesehatan tubuh, sehingga ibu-ibu Pekka dan keluarganya makan makanan yang bervitamin sehingga tetap cantik dan bermangat he…..he..
Perkembangan selanjutnya, jika kita jalan-jalan di Malifut tahukah apa yang terjadi setelah keberhasilan pemanfaatan pekarangan di kelompok sukamaju? kalau berkunjung ke Kecamatan Malifut akan terlihat banyak pekarangan yang tidak dibiarkan kosong begitu saja, kebun kangkung membanjir di Kecamatan Malifut harga kangkung pun jatuh bahkan tidak laku dijual di pasar, kemudian kami mulai memberikan pandangan ke pada masyarakat, melalui ibu-ibu Pekka yang jualan di pasar untuk menyampaikan ke petani agar menanam sayuran yang beragam supaya harga tetap stabil.
Setelah kelompok sukamaju berhasil kelompok Makaeling mengikuti mengembangkan usaha pertanian tidak saja sayur mayur juga tanaman lain seperti jagung.
Maka dengan metode pengorganisasian dengan memulai sesuatu dari yang sederhana, dari yang mereka bisa, dengan menunjukkan hasil yang nyata maka pengorganisasian Pekka di Malifut berjalan tidak hanya dengan teori tapi dengan praktek. Yang perlu dilakukan bagaimana mempertahankan dan meningkatkan ide-ide baru agar tetap semangat………………..