Vaksinasi COVID-19 Di Madura

Vaksinasi COVID-19 Di Madura

Orang Madura sungguh unik dan lucu, mereka berani dalam menghadapi suatu masalah.

Ada suatu prinsip orang Madura yang terkenal:

\”Lebbi bhaghus pote tolang katembhang pote matah\”

(Lebih baik putih tulang dari pada putih mata mending mati daripada malu)

Itu yang selalu dilontarkan orang Madura.

Ciri khas lain yang dimiliki Orang madura adalah tradisi  CAROK (berkelahi dengan senjata tajam celurit). Mereka (orang Madura) akan melakukan Carok jika seseorang merendahkan harga diri mereka dan keluarga mereka. Namun, dibalik keganasan orang Madura, mereka juga dikenal sebagai pekerja yang gigih dan pekerja keras.

Orang Madura juga dikenal sakti menurut Gubernur Jatim, yang mana saat penyekatan di Suramadu orang Madura masih keluar-masuk Surabaya. Namun, sekarang sudah tidak berlaku lagi wacana tersebut sebab ketika menghadapi Swab COVID mereka tidak berani karena takut di karantina saat ketahuan positif COVID-19, mereka juga takut untuk divaksin.

Namun dengan berjalannya waktu, semua berubah menjadi normal kembali, karena masyarakat sudah paham tentang manfaat vaksin untuk melindungi diri sendiri dan orang lain.

Dengan adanya sosialisasi setiap hari yang dilakukan oleh tim Kesehatan Kepala Desa, Aparat Polisi, Koramil, Babinsa serta Toga, Tomas beserta dengan Kader PEKKA yang paling dekat dengan ibu ibu atau masyarakat yang ada di Desa. Angka masyarakat yang sudah di Vaksin di Madura pun semakin naik.

Masyarakat Madura sekarang mulai bijak dalam menerima informasi dari media sosial, informasi hoaks tentang vaksin mampu mereka saring dibuktikan dengan setiap hari Puskesmas Tanah Merah dipenuhi oleh masyarakat yang mengantri untuk di vaksin.

Kebijakan yang mengharuskan surat vaksin untuk administrasi instansi terkait, seperti di sekolah, pengurusan surat-surat, bahkan masuk Mall pun dibutuhkan surat vaksin juga mendorong masyarakat untuk melakukan vaksin.

Sekarang masyarakat tidak takut lagi ketika petugas medis berkunjung ke rumah-rumah masyarakat, sebab masyarakat tidak takut dan parno lagi. Jika dulu setiap ada tamu dari Dinas Kesehatan (pembagian masker) saja mereka lari takut karena menurut mereka kalau di vaksin akan meninggal.

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya vaksinasi namun, mereka juga menghadapi kendala lain yakni masyarakat yang tidak mempunyai KTP dan no HP tidak bisa mengakses sertifikat atau surat vaksinnya.  Selain itu masih ada masyarakat yang belum divaksin dengan alasan faskes (fasilitas kesehatan) jauh.

Sekarang lagi gencar-gencarnya Tim Kesehatan memberikan vaksin dengan sistem jemput bola, vaksin dilakukan di rumah masyarakat, rumah Kepala Desa, bahkan di Balai Desa tak luput dari incaran tim Medis untuk melakukan vaksinasi.

Ada 23 Desa se-Kecamatan Tanah Merah yang akan menjadi target Tim Kesehatan agar semua masyarakat dapat melakukan vaksinasi dan bisa beraktivitas seperti dahulu kala bebas kemanapun tanpa takut virus COVID-19 karena tubuh sudah tahan dari virus covid akibat sudah di vaksin. Sekalipun ada masyarakat yang sudah di vaksin namun terkena COVID-19, gejalanya tidak berat dibanding yang belum di vaksin. Yang terpenting adalah, kita harus jujur tentang riwayat penyakit kita ketika hendak di vaksin, karena petugas tidak akan memaksa apabila kondisi kita tidak memungkinkan untuk menerima vaksin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *