No One Left Behind (Tidak Ada Satu Pun yang Tertinggal)

No One Left Behind (Tidak Ada Satu Pun yang Tertinggal)

Pada tanggal 17-19 Juni 2023, perwakilan mentor Akademi Paradigta Indonesia dari 27 wilayah Kabupaten/Kota mengikuti kegiatan Refleksi Modul di Villa Altakarya, Bogor. Setelah semua rangkaian kegiatan Refleksi Modul selesai dilakukan, semua mentor diminta untuk mengikuti acara Forum Kemitraan INKLUSI 2023 di Jakarta Pusat, dengan tema “Tidak Ada Satu pun yang Tertinggal: Kemitraan Multi-Pihak untuk Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial”. Forum ini juga akan diikuti oleh 27 perwakilan Serikat Pekka Kabupaten/Kota, yang akan tiba di Jakarta pada tanggal 19 Juni 2023. Forum ini diadakan pada tanggal 20-22 Juni 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta Pusat. Acara Forum Kemitraan INKLUSI 2023 terwujud dari Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (Program INKLUSI). Program INKLUSI didukung oleh Pemerintah Australia yang dikoordinasikan oleh Bappenas, Direktorat Keluarga Perempuan Anak Pemuda dan Olahraga. Program ini berupaya untuk berkontribusi pada tujuan pembangunan yang lebih luas, yaitu tidak ada satu pun yang tertinggal dalam pembangunan,  dimana lebih banyak kelompok marginal yang terlibat dan mendapat manfaat baik dalam pembangunan, ekonomi, sosial maupun politik Indonesia. Forum kemitraan INKLUSI 2023 diikuti oleh 500 peserta dari perwakilan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Australia, Sekretariat INKLUSI, Mitra INKLUSI, Program DFAT, Jawara Lokal, Pemegang Hak Komunitas Marginal, Organisasi Masyarakat Sipil, Donor, Sektor Swasta dan multi lateral lainnya.

Pada tanggal 19 Juni 2023 setelah kegiatan Refleksi Modul selesai, saya bersama beberapa teman dari Aceh, Cianjur dan Jakarta Timur menunggu mobil jemputan, untuk menuju Hotel Grand Sahid Jaya di Jakarta Pusat. Sementara teman-teman dari beberapa wilayah lainnya telah berangkat duluan. Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya tepat pukul 17.30 WIB mobil jemputan kami pun tiba. Suasana gerimis di pegunungan Bogor melepaskan perjalanan kami menuju Jakarta Pusat. Kami dijemput oleh dua buah mobil, mobil pertama menjemput peserta dari Cianjur dan Jakarta Timur. Sementara mobil kedua menjemput peserta dari Aceh, yang merupakan perwakilan dari Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Selatan dan Aceh Barat daya.

Setelah beberapa menit melalui jalanan Bogor yang berkelok-kelok, kami pun disuguhkan dengan kemacetan ibu kota yang sangat padat. Sehingga waktu tempuh yang awalnya hanya 1 jam, sekarang menjadi lebih karena saking padatnya ibu kota. Akhirnya kami pun tiba di Hotel Grand Sahid Jaya pada pukul 20.00 WIB. Begitu sampai kami langsung diarahkan menuju meja panitia untuk melakukan registrasi dan mengambil kunci kamar. Ternyata semua kamar di Hotel Grand Sahid Jaya telah penuh. Sehingga saya bersama ketiga teman saya yang dari Aceh diarahkan menuju Hotel Ayana Midplaza, yang letaknya tidak jauh dari Hotel Grand Sahid Jaya. Untuk menuju Hotel Ayana kami diantar oleh panitia menggunakan bus.

Setiba di Hotel Ayana, kami langsung menuju resepsionis untuk mengambil kunci kamar. Ternyata masing-masing kami diberikan satu kamar. Selang beberapa menit setelah kami sampai, ternyata 4 orang lagi teman kami dari Aceh yang merupakan perwakilan dari serikat telah tiba.  Kami pun makan malam bersama dengan makanan yang telah kami beli sebelumnya dalam perjalanan menuju hotel. Awalnya kami semua sempat kaget, karena dengan fasilitas kamar yang sangat besar kami harus tidur sendiri-sendiri. Sehingga pada malam itu kami  memutuskan untuk tidur satu kamar berdua, sementara barang-barang bawaan, kami tempatkan dikamar masing-masing. Karena sudah sangat lelah, kami pun langsung beristirahat. Agar keesokan paginya kami kembali segar.

Selasa 20 Juni 2023, pada pukul 04.00 WIB kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap-siap dan melakukan shalat subuh. Setelah semua selesai, kami pun turun ke restoran hotel untuk sarapan bersama. Kami  berdelapan memilih menu sarapan yang sangat bervariatif, ada yang sarapan dengan nasi, bubur, sushi, buah, dan roti. Kami sangat senang, karena menu yang disajikan sesuai dengan lidah kami. Setelah kami semua selesai sarapan, kami pun turun ke lobi hotel untuk menunggu mobil jemputan karena acara dilakukan di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya. Selang beberapa menit setelah kami menunggu, mobil pun tiba dan kami bergegas menuju Hotel Grand Sahid Jaya.

Tepat pukul 08.00 WIB, kami semua tiba di Hotel Grand Sahid Jaya. Sebelum memasuki Ballroom, panitia mengarahkan kami untuk melakukan registrasi ulang dan mengambil bet nama. Setelah selesai melakukan registrasi kami semua langsung masuk ke Ballroom. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Cokek. Setelah pertunjukan Tari Cokek, Dr.Ir.Taufik Hanafi selaku Sekretaris Utama Bappenas menyampaikan kata sambutan secara online, kemudian dilanjutkan penyampaian kata sambutan oleh Madeleine Moss selaku DFAT Minister Counsellor, Governance & Human Development, Embassy of Australia.

Acara selanjutnya adalah diskusi Knowledge Sharing: Kemitraan Multi-Stakeholder dalam Penyediaan Akses terhadap Layanan Dasar untuk Kelompok Marginal. Diskusi akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama dilakukan sebelum makan siang dan sesi kedua dilakukan setelah makan siang. Narasumber dalam diskusi sesi pertama adalah KAPAL Perempuan, Mitra Pemda Kemitraan, Mitra Pemda SIGAB, Mitra BAKTI dan Mitra Pemda ‘Aisyiyah. Diskusi sesi pertama dimoderatori oleh Bambang Teguh dari Migrant CARE Jember.

Salah satu narasumber H.A.S.Chaidir Syam,S.IP.,M.H selaku Bupati Maros menyampaikan bahwa,  di wilayahnya mereka memiliki Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang bekerjasama dengan PKBI, wilayahnya juga memiliki sekolah inklusif, komisi disabilitas daerah dan wilayahnya juga melakukan musrenbang khusus perempuan, anak dan disabilitas. Narasumber lainnya, Dr. Habib Hadi Zainal Abidin, S.Pd, MM,M.HP selaku Walikota Probolinggo menyampaikan bahwa, dalam pemerintahannya mereka menyusun visi misi yang menjangkau semua elemen masyarakat, setiap tahun wilayahnya memiliki tema pemerintahan seperti tema pada tahun 2023 “Percepatan Produktivitas Sektor Unggulan Kota Probolinggo yang Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Inklusif”, dan wilayahnya juga melakukan musrenbang khusus perempuan, anak, dan disabilitas. Ada satu Quote dari Walikota Probolinggo yang sangat berkesan menurut saya,” Selagi Kita Bermanfaat bagi Orang lain, Berarti Kita Beruntung Hidup Di Dunia”.

Pada pukul 12.00 WIB, semua peserta dipersilahkan untuk beristirahat dan makan siang. Setelah waktu istirahat selesai, semua peserta kembali ke Ballroom dan acara dilanjutkan dengan diskusi sesi kedua. Yang  menjadi narasumber pada sesi kedua adalah LBH Morotai, Kepala Unit Perlindungan Perempuan Anak Polres Pare-Pare, Srikandi Pasundan, Migrant CARE dan Wakil Rektor Bidang SDM, Alumni & Sistem Informasi UNHAS. Diskusi sesi kedua dimoderatori oleh Lusia Palulungan dari Yayasan BAKTI.

Salah satu narasumber Dewi Natalia Nova, SH selaku Kepala Unit Perlindungan Perempuan Anak Polres Pare-Pare menyampaikan bahwa, diwilayahnya mereka memiliki sistem koordinasi yang baik dengan pendamping korban maupun desa, Polres Pare-Pare juga bekerjasama dengan DP3A, Polres menyediakan ruang konseling dan DP3A memfasilitasi proses konseling. Akhirnya diskusi hari pertama pun ditutup tepat pukul 15.00 WIB.

Begitu acara selesai kami semua langsung kembali ke Hotel Ayana lagi. Kami langsung memasuki kamar masing-masing untuk beristirahat. Pada malam kedua ini, kami langsung tidur dikamar masing-masing. Tidak ada yang merasa kaget atau terkejut lagi. Setelah mandi dan bersih-bersih, kami semua langsung tertidur.

Rabu 21 Juni 2023, tepat pukul 08.00 WIB kami semua tiba di Hotel Grand Sahid Jaya. Sebelum kami memasuki  Ballroom, panitia meminta kami untuk melakukan registrasi lagi. Setelah itu kami baru dipersilahkan untuk memasuki ruangan. Hari ini diskusi juga dibagi menjadi dua sesi. Narasumber diskusi pada sesi pertama adalah Kepala UPTD BLK Jambi, Tokopedia, Politeknik Surabaya, Kelompok Tani Usaha Maju Toyyibah Asiyiyah, dan Koperasi PEKKA Nusantara. Diskusi ini dimoderatori oleh Nani Zulminarni dari Yayasan PEKKA.

Salah satu narasumber Hilmiani dari Koperasi PEKKA Nusantara Lombok Barat menyampaikan bahwa, sejak tahun 2002 diwilayahnya mulai terbentuk kelompok simpan pinjam di 4 provinsi, tahun 2004 mulai terbentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan mulai mengembangkan Pekka Mart dan Pekka Produksi. Pada tahun 2016 mereka melakukan pembaharuan organisasi dimana LKM Pekka menjadi Koperasi Pekka. Pekka Mart dikembangkan menjadi usaha tingkat kecamatan/kabupaten. Tahun 2021 Koperasi Pekka Nusantara Lombok Timur mulai mengembangkan rantai pasok Pekka melalui Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi dan Pekka CBT. Dengan visi koperasi membangun rantai pasok ekonomi berkeadilan dengan memproduksi barang berbahan lokal, didistribusikan melalui jaringan pasar Pekka untuk memenuhi  kebutuhan anggota dan masyarakat guna terwujudnya kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat.

Setelah semua peserta istirahat dan makan siang, diskusi dilanjutkan untuk sesi kedua. Narasumber pada diskusi sesi kedua adalah Serikat Pekka Lembata, LKPA Kelas II Bengkulu, Wakil Bupati Sigi, Kelompok Disabilitas Kota Probolinggo, Kepala Dinas PPA Lombok Timur. Diskusi sesi kedua dimoderatori oleh Tri Hastuti Nur Rochimah dari ‘Aisyiyah.

Dalam pemaparannya H.Ahmat,S.Kep.,M.M selaku Kepala Dinas PPA Lombok Timur menyampaikan bahwa, ada beberapa kebijakan berperspektif gender yang dibuat atas kerjasama pemerintah Kabupaten Lombok Timur dengan Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM) diantaranya lahirnya Perbup tentang Rencana Aksi Daerah Pengarusutamaan Gender (PUG), lahirnya Perbup tentang Pencegahan Perkawinan Usia Anak, keluarnya SK Bupati tentang Pelayanan Kesehatan Pembebasan Biaya Visum et Repertum untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, lahirnya Perdes Pencegahan Pernikahan Anak di Semua Desa dan terbentuknya sekolah bagi perempuan.

Pukul 16.30 WIB semua rangkaian acara Forum Kemitraan INKLUSI 2023 selesai, semua peserta dipersilahkan untuk beristirahat dan kembali ke kamar masing-masing. Namun ada beberapa hal yang sangat menarik bagi saya selama mengikuti forum ini. Tema Tidak Ada Satu Pun Yang Tertinggal benar-benar terlihat dalam forum ini. Hal ini terlihat dari, penyedia kopi untuk peserta berasal dari teman-teman disabilitas rungu. Peserta yang memesan kopi menggunakan bahasa isyarat yang telah mereka cantumkan pada list menu. Ketika sesi penutupan acara juga tak kalah membuat saya kagum. Acara ditutup dengan bernyanyi bersama teman-teman disabilitas netra. Alunan musik dan suara penyanyi yang merdu  membuat kami semua hanyut dalam nyanyian. Kami ikut terbawa suasana ketika menghayati lagu yang dibawakan. Apalagi salah satu lagu yang dinyanyikan berjudul “Jangan Menyerah” dari D’Masiv. Lagu ini mampu memukau semua penonton, ada yang menikmati lagu sambil berjoget, mengangkat kedua tangan, bertepuk tangan bahkan ada yang mengitari  meja-meja bersama teman sambil memegang bahu.

Kontributor: Fariza, Kader Pekka Kabupaten Aceh Besar

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *