KLIK PEKKA Ramai dikujungi Warga

KLIK PEKKA Ramai dikujungi Warga

Cuaca  di pagi hari biasanya hangat apabila matahari sudah menghantarkan cahayanya, namun dalam kondisi kemarau yang sudah beberapa bulan ini terjadi, cuaca pagi sudah tidak hangat lagi, melainkan sudah terasa panasnya.

Rabu, 11 Oktober 2023, aku  bersama temanku, Dewi sudah siap untuk melakukan perjalanan menuju ke Desa Suka Baru, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan. Dari Kecamatan Kalianda menuju Kecamatan penengahan tidaklah terlalu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar satu jam kurang 10 menit.

Aku dan Dewi berangkat ke Desa Suka Baru dengan mengendarai motor. Biasanya aku dan Dewi kalau sedang berkendara motor sering terlibat perbincangan yang seru, bercanda dan tertawa.

Tapi tidak untuk kali ini, kami begitu fokus menatap ke depan, sehingga tidak ada satupun yang berbicara, layaknya orang bisu, atau mungkin seperti orang yang sedang ada masalah. Akupun tidak mau mengganggu konsentrasi Dewi, karena takut ada hal-hal terjadi yang tidak kami inginkan.

Kami juga sudah tidak perduli lagi dengan sengatan matahari yang semakin lama semakin terasa panas mengenai kulit.

Kami terus melaju sampai ahirnya kami tiba di Balai Desa Suka Baru Pukul 08.50, sambil mengucap Alhamdulillah karena kami sampai dengan selamat. Aku melihat keadaan sekitar Balai Desa, suasananya masih nampak sepi, hanya ada 4 orang aparatur desa dan 3 rekan  fasilitator KLIK PEKKA yang hadir duluan sebelum aku dan Dewi hadir.

Sambil menunggu fasilitator yang lain datang, kami mulai  berjibaku menata meja dan kursi, memasang benner. Aparatur desa yang sudah hadir pun ikut membantu kami, agar setibanya para dinas yang yang kami undang datang, keadaan sudah rapih dan siap. Satu persatu warga mulai berdatangan, semakin lama tambah ramai saja, dalam hatiku berkata ” wau…. Ramai juga ternyata,  seru nih…”

Jujur aku senang kalau acara KLIK PEKKA, banyak warga yang datang dan berkonsultasi. Dari Dinas terkait yang kami undang pun telah hadir semua, kami langsung membuka pelayanan KLIK PEKKA. Banyak juga yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Aku tertegun sejenak dan berfikir, bagaimana caranya agar warga yang mengantri bisa sambil duduk.

Seketika mataku tertuju pada dua mobil yang terparkir tepat di depan Balai Desa, aku membatin,” seandainya dua mobil ini bisa keluar dan warga bisa mengantri sambil duduk”.

Seketika aku mencari salah satu aparatur desa, untungnya aku cepat bertemu, dan langsung aku ungkapkan maksud dan tujuanku, yaitu untuk mengeluarkan kedua mobil tersebut, dan aparatur desa tersebut mengerti benar akan maksudku dan melihat ke arah warga yang memang banyak yang berdiri.

Dengan sigap aparat itupun segera menelpon sopir sopir mobil tersebut untuk segera datang dan mengeluarkan mobil tersebut.

Dua mobil tersebut adalah: satu mobil  siaga desa atau mobil untuk membawa orang yang sakit dan dalam keadaan darurat, satu mobil adalah mobil kebersihan desa atau mobil pengangkut sampah.

Aku kembali menemui aparatur untuk menyiapkan kursi untuk warga yang masih mengantri. Aku dan aparatur desa pun  bisa bernafas dengan lega setelah melihat warga yang mengantri sudah bisa duduk dengan tenang.

Waktu terus berjalan, matahari semakin menjalarkan panasnya ke bumi, aku berniat membantu teman-teman fasilitator di meja pendaftaran, karena banyaknya warga yang datang, mereka tampak begitu kewalahan, sampai-sampai mereka tidak sempat lagi untuk membasahi tenggorokan Mereka dengan air minum.

Kemudian aku membawakan beberapa air mineral untuk mereka minum. Teriknya matahari tidak sedikitpun  menyurutkan  semangat warga, malah semakin ramai yang datang.

Terbersit dihatiku,” kenapa sampai seramai ini”. Kulihat rombongan ibu-ibu yang sudah datang tapi mereka tidak mau mendaftarkan diri, malah saling berbica dengan pelan antara satu dengan lainnya sambil celingak celinguk. Aku yang penasaran segera bergegas menemui mereka dan langsung bertanya: kenapa Bu? Sepertinya lagi pada bingung, ya? Apa ada yang bisa saya bantu?

Dan salah seorang dari mereka menjawab pertanyaanku, dan balik bertanya padaku: ” Bu, apa benar sekarang ini warga mau mendapatkan bantuan PKH?

Aku terkejut, namun secepat mungkin  aku menyembunyikan rasa terkejutku  dengan  sebuah senyuman.

Lalu aku kembali  bertanya kepada mereka: “Maaf ya, ibu-ibu mendapatkan kabar dari mana kalau mau mendapatkan bantuan PKH”, mereka pun menjawab: “Kami diberitahu oleh tetangga dan para warga yang lain, makanya kami datang ke sini menanyakan kebenarannya”. Sejenak aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan, selanjutnya aku  menjelaskan kepada warga, bahwa tidak ada yang akan mendapatkan bantuan  di balai desa hari ini, melainkan hari ini ada kegiatan KLIK PEKKA, yaitu Klinik Layanan Informasi dan Konsultasi. Aku menjelaskan secara panjang lebar kepada mereka, dan syukurnya mereka mengerti.

Setelah mendengar penjelasanku, mereka ada yang buru-buru pulang karena akan menyiapkan persyaratannya dan akan kembali lagi ke Balai Desa untuk  segera mendaftarkan diri dan berkonsultasi.

Cuaca semakin panas. Tak terasa bajuku sudah basah karena keringat, aku masuk ke ruangan balai desa untuk sejenak berdiri di dekat kipas angin, agar suhu badanku tidak terlalu panas.

Baru saja kulangkahkan kakiku, tiba tiba ada yang  memegang pundakku, aku menoleh serta membalikkan badan, aku bertanya kepada ibu-ibu yang telah memegang pundakku, “Ya, Bu, ada apa?

Ada yang bisa saya bantu?” si Ibu itu pun berbicara padaku dengan menggunakan bahasa jawa, spontan aku nyengir, dan langsung tersenyum pada ibu itu.

Aku mendengarkan perkataan ibu itu dengan seksama dan aku juga faham apa yang ibu itu bicarakan, aku menanggapi  ibu itu dengan bahasa jawa juga, ya walaupun logat jawaku kurang medok, tapi ibu tersebut cukup faham dengan penjelasanku.

Kumandang azan terdengar merdu di telinga, itu tandanya waktu Zuhur telah tiba. Kami dari fasilitator dan petugas dari dinas untuk beristirahat.

Kemudian aku melangkah lagi sampai ke pinggir jalan sambil menoleh ke kiri dan ke kanan. mataku tertuju pada warung yang tak jauh dari Balai Desa, hanya selang 3 rumah dan posisi di seberang jalan. Aku segera mengayunkan langkahku ke arah warung, tapi rupanya itu warung sembako.

Aku bertanya kepada ibu pemilik warung,  “Bu, saya mau beli kopi, tapi sekalian diseduh disini kopinya, boleh apa tidak Bu, dan boleh apa tidak kalau gelasnya saya bawa dulu ke Balai Desa, nanti saya kembalikan lagi gelasnya?”.

Ibu tersebut, tersenyum dan berkata, “Boleh”. Aku pun lega mendengarnya, dan langsung mengeluarkan uang untuk segera membayarnya.

Aku segera kembali ke Balai Desa dengan membawa segelas kopi, aku duduk manis sambil pelan-pelan menyeruput kopi, nikmatnya kopi kadang membuat kita segar kembali dan bisa mengurangi rasa kantuk.

Beberapa warga sudah ada yang melanjutkan konsultasi dengan dinas terkait, ada juga yang sedang duduk menunggu panggilan dan ada juga yang masih mendaftarkan diri. Aku melangkah keluar untuk membantu temanku di meja pendaftaran agar pekerjaannya cepat selesai.

Petugas dinas yang kami undang pun berpamitan. Kami mengucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah mau bekerja sama dengan  Pekka.

Setelah semua data konsultasi tersusun, kami langsung mengentri data tersebut. Kami berbagi tugas, ada yang mengentri ada juga yang merekap.

Pukul 15.40 WIB pengentrian dan perekapan selesai. Dengan melihat hasil rekapan, tercatat warga yang datang sekitar 102 orang.

Kami menemui Pak Sekdes mengucapkan terima kasih yang sudah mau membantu dan kerja sama sehingga KLIK PEKKA berjalan dengan lancar. Sebelum pulang, aku berlari sebentar ke warung untuk mengembalikan gelas yang tadi kupinjam.

 

Kontributor: Murtiana, Kader Pekka Kabupaten Lampung selatan

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *