Tibalah hari yang dinanti-nantikan, Kepala Desa Lewalu Umar Taahing mengukuhkan dua kelompok Pekka, yaitu Tanjung Harapan dan Senang Hati, tepatnya Sabtu, 31 Agustus 2019 di hadapan kepala penyuluh pertanian, pemerintah kecamatan, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengurus Serikat Kab. Alor, Tim Penggerak PKK desa, tokoh pemuda, dan undangan,
Dalam sambutan Sekcam Alor Barat Laut Makdurah Sang mengatakan bahwa Perempuan kepala keluarga ini siapa yang menginginkan tapi karena takdir yang menghendaki demikian maka kita semua yang harus memberikan perhatian kepada program ini, dan harus ada kontribusi dari pemerintah kecamatan. “Tadi saya sempat baca profil Pekka di Nusa Tenggara Timur kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh program ini sangat luar biasa sepatutnya kita memberikan apresiasi kepada para fasilitator atau pendiri program ini, sangat membantu kita,” ujarnya.
Acara ini dihadiri sebanyak 47 orang (21 laki- laki, 26 perempuan). Kegiatan dimulai pukul 9.30 – 14.50. Bangga dan sangat terharu melihat ibu- ibu Pekka begitu ceria, semangat walau dalam membawakan acara masih jatuh bangun dengan segala keterbatasan yang mereka miliki dan betul-betul menunjukkan bahwa mereka bisa.
Semua persiapan acara diserahkan kepada ibu- ibu Pekka, awalnya mereka menolak namun akhirnya menerima karena kepala desa meminta langsung agar ibu- ibu yang membawakan acara. Walau tertatih- tatih, mereka mencoba tapi ternyata LUAR BIASA.
Dalam sambutan wali Amanah Serikat Pekka Nusa Tenggara Timur Petronela Peni mengucapkan terima kasih kepada pemerintah desa serta kecamatan yang telah memberikan ruang, tempat untuk menyampaikan program pemberdayaan Pekka di wilayah ini. “Kami datang tidak membawa uang tapi sama-sama kita berjuang untuk keluar dari persoalan hidup yang kita alami ini, karena yang kami lakukan ini adalah menyiapkan tempat/ wadah, menyiapkan juga sumberdaya manusia yang kuat dengan berswadaya. Kadang kami diterima dengan baik kadang kami ditolak,” Ucap Nila.
Begitu banyak program yang diberikan kepada kelompok- kelompok baik uang ataupun bantuan peralatan. Tapi menjadi pertanyaan buat kita renungkan mengapa, kehidupan masyarakat masih susah. Sistimnya harus kita rubah siapkan sumberdaya manusianya dulu. Terjadi pengeluhan dimana- mana bahwa Bumdes sudah terbentuk desa sudah mengalokasikan dana begitu banyak tapi tidak ada pertanggung jawaban dari pengurus ini menjadi perhatian yang serius oleh kita semua.
Akhirnya setelah selesai acara pengukuhan mereka bersenang- senang dengan acara tarian adat yang namanya Lego-Lego. Acara pengukuhan terjadi di rumah adat. Kamang bura (Belut putih) yang adalah asal nenek moyang mereka.
Kontributor: Petronela, kader Pekka Alor, NTT