Senyum lebar dan bahagia terlihat begitu jelas di wajahnya, seakan beban berat yang ada di pundaknya selama ini terselesaikan, ia memandang ke sekeliling, melihat rumah barunya yang telah berdiri tegak masih dengan tembok bata yang terlihat bersusun belum di lester dan tampakpula sisa – sisa semen yang berserakan belum sempat dia rapikan.
Namanya, Aminah, lahir tahun 1957, 15 tahun yang lalu ia menikah dengan seorang laki-laki yang telah menyandang status duda dengan 2 orang anak. Rumah tangganya bahagia sehingga maut memisahkan ke duanya, 3 tahun yang lalu suaminya meninggal karena sakit. Sejak itulah cerita pilu hidupnya dimulai, anak tirinya mengusirnya dari rumah, ia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menerima takdir walau sempat ia melawan dengan menunjukkan surat – surat sebagai bukti kepemilikan rumah itu dari suaminya. Tapi ia tetap kalah dan memaksa dirinya untuk keluar dari rumah peninggalan suaminya, beruntung masih ada orang baik yang mau memberinya tumpangan, dia menumpang di rumah tetangga yang telah bocor dan hanya beralaskan tanah.
Untuk menyambung hidup sehari-harinya ia mulai membuat tape singkong, setelah tiga tahun dijalani sekarang ia sudah mulai memiliki pelanggan tetap, namun modal awal usaha pinjam dari renternir dengan bunga 20% yang dibayar setiap hari, keuntungan yang diperoleh selalu habis untuk membayar bunga pinjaman bahkan terkadang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Rahmat Allah ini datang dimulai pada saat ia bergabung di kelompok Pekka “Berkah” pada tanggal 12 Juli 2018. ” Penuh Syukur pada Allah yang telah mengabulkan doaku dan pada Pekka tentunya karena dengan kehadiran Pekka aku bisa meminjam di koprasi kelompok untuk tambahan biaya membangun rumah ini, aku meminjam setelah 2 bulan menabung simpanan wajib setiap minggunya sebesar Rp.10.000/Minggu, aku sudah meminjam sebanyak 5 kali dengan total Rp.8.000.000 dipotong provisi 1% dan jasa yang kubayar sebanyak 2% ringan kurasa daripada ku harus meminjam di renternir yang ada di sini dengan bunga 20%. Kehadiran Pekka di sini benar-benar memberikan berkah bagiku setiap kali pinjaman ku angsur tiap minggu sebesar Rp.102.000 yang kusisihkan dari hasil julan tape singkongku. hal ini sangat membantu meringankan beban kehidupanku, pinjaman pertama kupakai untuk beli batu dan semen untuk pondasi kemudian pinjaman kedua buat beli batu bata dan bahan lainnya, sedangkan pinjaman terakhir sebanyak Rp.3.000.000 kupakai untuk beli seng dan atap. Berkat adanya kelompok Pekka membuatku sekarang bisa bernafas lega di usiaku yang tak lagi muda, karena hari ini aku bisa mulai tidur dengan nyenyak di rumahku sendiri,” tuturnya.
Kontributor: Marlia kader Pekka Dompu, NTB