Lestari alamku, lestari desaku, di mana ibuku menitipkan aku…
Penggalan lirik lagu tersebut telah menginspirasi nama bagi kami, Kelompok Pekka Lestari.
Dari rumahku, jarak ke rumah anggota Pekka yang rumahnya dijadikan sebagai tempat pertemuan kelompok kurang lebih sekitar 4 kilometer. Berawal dari rumah temanku yang juga seorang kader Pekka, Susan, kelompok yang awalnya hanya beranggotakan belasan orang, kini semakin bertambah jumlahnya hingga mencapai 26 orang.
Senin, 8 November 2021, kami, 20 anggota Kelompok Pekka Lestari merasa sangat senang dan bersemangat untuk mengikuti pelatihan membuat kue basah. Salah satu kue basah yang dibuat pada pelatihan tersebut adalah cenil, kue basah favoritku yang sangat terkenal sebagai primadona jajanan pasar, yang berbahan dasar tepung tapioka.
Kami mengundang Ibu Nanik dan Ibu Titin dari Desa Dongko yang sudah berpengalaman dalam membuat aneka kue sebagai narasumber untuk melatih kami. Kue cenil yang nampaknya sangat sederhana ini ternyata membutuhkan trik tertentu yang tidak mudah dalam pembuatannya. Oleh karena itu, kami mengundang mereka berdua yang juga kader Pekka untuk membagikan ilmunya dalam membuat kue basah kepada kami.
Pelatihan ini juga semakin mempererat kebersamaan kami karena adanya sistem bagi tugas yang diterapkan oleh para narasumber. Pada prosesnya, kami dibagi menjadi beberapa tim kecil dengan tugas yang berbeda-beda. Ada yang bertugas untuk mengaduk adonan, ada yang membentuk adonan menjadi bola-bola kecil, ada yang membuat juruh (bahasa Jawa dari cairan kental yang terbuat dari gula jawa), dan ada juga yang merebus adonan kue yang sudah dibentuk. Selain dapat mempererat kebersamaan kami, sistem bagi tugas tersebut juga membuat proses pembuatan kue basahnya menjadi lebih cepat.
Dengan sabar, Ibu Nanik dan Ibu Titin melatih kami hingga kami mendapat hasil yang maksimal, sehingga diperoleh kue cenil dengan rasa yang mantap. Saking senang dan bangganya, kami juga menyisihkan beberapa piring berisi kue cenil yang dibawa Susan dan beberapa anggota Kelompok Pekka Lestari ke Balai Desa Sumberbening untuk dibagikan ke Bapak Suyanto, Kepala Desa (Kades) Sumberbening dan teman-teman perangkat desa.
Hari itu, kami merasa bangga karena Ibu Sumini, salah seorang anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) perempuan, yang juga berstatus sebagai perempuan kepala keluarga, menyatakan ingin bergabung menjadi anggota Pekka. Demikian juga Ibu Kades yang ingin secara langsung mengetahui kegiatan-kegiatan di Komunitas Pekka Desa Sumberbening.
Ibu Sumini mengumumkan bahwa pembiayaan pelatihan di hari itu menggunakan dana desa yang memang dikhususkan untuk peningkatan kapasitas kelompok Pekka. Sisa anggaran dana desa bagi kelompok Pekka akan dibagikan secara adil kepada 5 kelompok Pekka di Desa Sumberbening, yakni Kelompok Mangga, Kelompok Sakura, Kelompok Lestari 1, Kelompok Lestari 2, dan Kelompok Bugenvil. Anggaran dana desa yang digelontorkan untuk mengadakan pelatihan ini adalah sebesar Rp4.500.000,- dan masih terdapat sisa anggaran sebesar Rp2.500.000,- yang kemudian akan dibagikan kepada 5 kelompok tersebut, sehingga masing-masing kelompok akan mendapatkan dana bantuan untuk peningkatan kapasitas kelompok sebesar Rp500.000,-.
Sebenarnya, masih ada sisa anggaran lainnya, namun kami memutuskan untuk memasukkannya ke kas Komunitas Pekka Desa Sumberbening jikalau sewaktu-waktu kami membutuhkannya. Dengan mengetahui bahwa kegiatan pelatihan kami dibiayai oleh dana desa, tentu hal tersebut semakin menambah semangat kelompok kami dan juga kelompok lain yang tergabung dalam Komunitas Pekka Desa Sumberbening untuk berkegiatan. Hal itu terpancar dari senyum dan ucapan syukur kami atas perhatian dari Pemerintah Desa kami. Kami juga semakin bersemangat untuk meningkatkan kualitas hasil produk khas desa kami, yakni kripik bothe (talas).
Penulis: Mila, Kader Pekka Trenggalek
Editor: Capella Latief