Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Adapun tujuan dari penimbangan balita adalah langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu diadakan setiap bulan untuk mengetahui bayi balita tumbuh sehat, mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan gizi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Acar dimulai pukul 09.00 WIB-12.30 WIB dimulai dengan penimbangan anak-anak balita, di lanjutkan dengan pemeriksaan terhadap ibu hamil oleh bidan puskesmas. Ada juga kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari program Badan Kependidikan dan Keluarga Berencana (BPKKBN) yang merupakan program pemerintah dalam pengendalian penduduk dan penyelenggara keluarga berencana.<\/p>\n\n\n\n
Adapun tujuan dari penimbangan balita adalah langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu diadakan setiap bulan untuk mengetahui bayi balita tumbuh sehat, mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan gizi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Acara tersebut dihadiri oleh 4 orang kader termasuk saya, Erna Kelasworo dan 2 orang kader lainnya, jumlah semua yang hadir 43 orang, bayi 13 anak, balita 30 anak. Didampingi bidan desa Ariska dan Arif yang mendampingi jalanya posyandu di desa kami.<\/p>\n\n\n\n
Acar dimulai pukul 09.00 WIB-12.30 WIB dimulai dengan penimbangan anak-anak balita, di lanjutkan dengan pemeriksaan terhadap ibu hamil oleh bidan puskesmas. Ada juga kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari program Badan Kependidikan dan Keluarga Berencana (BPKKBN) yang merupakan program pemerintah dalam pengendalian penduduk dan penyelenggara keluarga berencana.<\/p>\n\n\n\n
Adapun tujuan dari penimbangan balita adalah langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu diadakan setiap bulan untuk mengetahui bayi balita tumbuh sehat, mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan gizi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Hari ini Jumat 25 Maret 2021 di rumah Erna Kelasworo ketua kader posyandu kami melaksanakan kegiatan posyandu kembali. Nampak wajah senang dari ibu-ibu juga anak-anak karena bisa ke posyandu lagi di dukung cuaca yang cerah hari ini menambah kebahagia mereka.<\/p>\n\n\n\n
Acara tersebut dihadiri oleh 4 orang kader termasuk saya, Erna Kelasworo dan 2 orang kader lainnya, jumlah semua yang hadir 43 orang, bayi 13 anak, balita 30 anak. Didampingi bidan desa Ariska dan Arif yang mendampingi jalanya posyandu di desa kami.<\/p>\n\n\n\n
Acar dimulai pukul 09.00 WIB-12.30 WIB dimulai dengan penimbangan anak-anak balita, di lanjutkan dengan pemeriksaan terhadap ibu hamil oleh bidan puskesmas. Ada juga kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari program Badan Kependidikan dan Keluarga Berencana (BPKKBN) yang merupakan program pemerintah dalam pengendalian penduduk dan penyelenggara keluarga berencana.<\/p>\n\n\n\n
Adapun tujuan dari penimbangan balita adalah langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu diadakan setiap bulan untuk mengetahui bayi balita tumbuh sehat, mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan gizi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sudah sebulan terakhir Desa Boyong Sari. Kelurahan Panjang Baru tidak melaksanakan kegiatan posyandu dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan banjir. Mestinya di bulan-bulan ini sudah tidak ada curah hujan akan tetapi kenyataannya lain.<\/p>\n\n\n\n
Hari ini Jumat 25 Maret 2021 di rumah Erna Kelasworo ketua kader posyandu kami melaksanakan kegiatan posyandu kembali. Nampak wajah senang dari ibu-ibu juga anak-anak karena bisa ke posyandu lagi di dukung cuaca yang cerah hari ini menambah kebahagia mereka.<\/p>\n\n\n\n
Acara tersebut dihadiri oleh 4 orang kader termasuk saya, Erna Kelasworo dan 2 orang kader lainnya, jumlah semua yang hadir 43 orang, bayi 13 anak, balita 30 anak. Didampingi bidan desa Ariska dan Arif yang mendampingi jalanya posyandu di desa kami.<\/p>\n\n\n\n
Acar dimulai pukul 09.00 WIB-12.30 WIB dimulai dengan penimbangan anak-anak balita, di lanjutkan dengan pemeriksaan terhadap ibu hamil oleh bidan puskesmas. Ada juga kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dari program Badan Kependidikan dan Keluarga Berencana (BPKKBN) yang merupakan program pemerintah dalam pengendalian penduduk dan penyelenggara keluarga berencana.<\/p>\n\n\n\n
Adapun tujuan dari penimbangan balita adalah langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Posyandu diadakan setiap bulan untuk mengetahui bayi balita tumbuh sehat, mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapat penyuluhan gizi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKP bertujuan agar kelompok orangtua balita memiliki pengetahuan tentang tumbuh kembang anak.<\/p>\n\n\n\n
Misal anak usia 2 tahun dia harus sudah bisa bicara atau menyebut suatu benda, sedang anak usia 4 tahun bisa membedakan warna karena pengetahuan ini juga penting bagi orangtua.<\/p>\n\n\n\n
Sedang untuk BKKBN menerapkan program keluarga berencana. Program ini bertujuan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena termasuk program penting dalam pemerintah, maka perlu diberikan sosialisasi yang cukup dan memadu bagi masyarakat. Hal ini untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang Keluarga Berencana (KB), sehingga setiap warga bisa ikut berpartisipasi.<\/p>\n\n\n\n
Sedang pemeriksaan bumil harus dilakukan agar mereka dapat menjalankan kehamilannya dengan normal dan janin yang dikandungnya dalam keadaan baik. Maka perlu pengawasan dan pendidikan agar bumil mendapat informasi tentang hal-hal yang harus dilakukan seorang ibu agar janinnya tetap sehat dan terjadi kelahiran normal bagi bayi.<\/p>\n\n\n\n
Itulah cerita posyandu hari ini didesaku. Acara berjalan lancar, tidak seperti bulan lalu dikarenakan banjir tidak bisa melakukan kegiatan posyandu, dan nampak ibu-ibu dan balita puas dengan pelayanan kami hari ini.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Siti Affiah, kader Pekka Kota Pekalongan<\/p>\n","post_title":"Keterlibatan Kader di Posyandu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"keterlibatan-kader-di-posyandu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-13 09:46:49","post_modified_gmt":"2021-07-13 09:46:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1740","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1736,"post_author":"4","post_date":"2021-07-08 09:14:28","post_date_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content":"\n
Program Vaksinasi Massal diadakan bersama Tim Covid-19 Kecamatan Setia Bakti dan Puskesmas Kecamatan Setia Bakti di Desa Sawang, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya, pada 15 Juni 2021. Cut Rohani, kader Pekka ikut menyosialisasikan program kemanusiaan ini.<\/p>\n\n\n\n
Pada hari sebelumnya Geuchik sudah memberi tahukan kepada masing-masing Kadus tentang agenda Vaksinasi Massal. Keesokan hari tepatnya pukul 08:00 WIB aparatur desa kembali mengumumkan kepada masyarakat melalui pengeras suara, bahwa Vaksinasi Massal sudah dimulai dan warga segera menuju ke Balai Desa untuk melakukan Vaksinasi.<\/p>\n\n\n\n
Cut Rohani bersama Aparatur Desa sudah mulai menerima pendaftaran dengan meminta memperlihatkan Kartu Tanda Pengenal (KTP). Selang beberapa menit, masyarakat sudah memenuhi tempat duduk yang telah di sediakan dan di tambah lagi antrian diluar Balai Desa.<\/p>\n\n\n\n
Tidak terasa, jam sudah menunjukkan Pukul 12:30 siang, para Tim dan pihak Puskesmas Kecamatan Setia Bakti memberitahukan kepada Geuchik bahwa obat Vaksin sudah habis. Sedangkan masyarakat masih banyak yang mengantri sampai di luar Balai Desa. \"Pak bagaimana ini kita kehabisan Vaksin\", . Kata seorang Petugas Kesehatan kepada Pak Geuchik. \"Tidak apa-apa, kita tunda dulu sampai obat Vaksinnya ada lagi,\" jawab Pak Geuchik.<\/p>\n","post_title":"Kader Pekka Ikut Sosialisasi Vaksinasi Massal","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kader-pekka-ikut-sosialisasi-vaksinasi-massal","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-08 09:14:28","post_modified_gmt":"2021-07-08 09:14:28","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1736","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1705,"post_author":"4","post_date":"2021-07-05 10:14:05","post_date_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content":"\n
Di awal bulan Juni, pada hari Senin kami berjalan menyelusuri tepian hutan semak belukar dan melewati jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, terlihat jembatan yang sudah rapuh seakan mengatakan bahwa iya harus segera di lakukan perbaikan, karena jembatan sudah ada yang berlubang.<\/p>\n\n\n\n
Dilaksanakan nya Musyawarah Besar luar biasa Serikat Perempuan Kepala keluarga (MUBESLUB) Serikat Pekka Kabupaten Sanggau sebagai forum pengambil keputusan tertinggi Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Senin, 7 Juni 2021 di jalan Dr. Surono kelurahan Sungai Sengkuang kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat.<\/p>\n\n\n\n
Serikat Pekka kab. Sanggau melaksanakan Musyawarah Besar ( MUBESLUB) tahun 2021, mengenai Penetapan Pimpinan sidang dan tata tertib sidang.<\/p>\n\n\n\n
Pembacaan AD\/ART, Pemilihan koordinator wilayah kabupaten Sanggau, Pemilihan ketua Serikat Pekka Desa Semuntai dan kelurahan Sungai Sengkuang. Membuat rencana kerja 5 tahun dan tahun 2021.<\/p>\n\n\n\n
Di hadiri 14 orang anggota serikat terdiri dari pengurus kelompok,ketua, sekretaris dan bendahara. Di fasilitasi oleh Diana Lestary selaku konsultan dari yayasan Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Tanggal 8,9,10 dan 12 Juni 2021 kami mengikuti pelatihan kepemimpinan, tata kelola organisasi bagi pengurus serikat dan pengelolaan administrasi serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan di laksanakan di rumah kediaman Dayang Radiyah, selaku ketua kelompok Temponaei yang berstatus sebagai tulang punggung keluarga, dia tinggal hanya berdua dengan ibunya yang berusia kurang lebih 60 tahun.<\/p>\n\n\n\n
Mentoring materi, masing-masing peserta belajar dan berlatih untuk memfasilitasi diskusi, belajar untuk menguasai materi, belajar untuk tidak merasa gugup( grogi) apa bila sedang memfasilitasi suatu diskusi\/ pertemuan, dan memfasilitasi pelatihan visi misi berkelompok.<\/p>\n\n\n\n
Suatu kalimat yang mana harus kita perhatikan pada saat memfasilitasi\/ memberikan materi perlu kita hindari prasaan so tahu dengan anggapan bahwa kita tahu segalanya, dan pentingnya mendengarkan tanggapan dari peserta, perlu adanya toleransi supaya tidak terjadi konflik, tidak menjatuhkan orang lain dan saling menghargai.<\/p>\n\n\n\n
Pengelolaan administrasi serikat Pekka, perlu adanya sarana komunikasi seperti surat resmi dan tidak resmi. Mempelajari dan belajar membuat surat resmi adalah hal penting bagi kami untuk pengelolaan serikat Pekka Kabupaten Sanggau kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Membuat notulensi di setiap kegiatan adalah hal yang wajib dilakukan supaya kegiatan - kegiatan kami bisa terlihat\/terbaca oleh seknas pekka.<\/p>\n\n\n\n
Pelatihan membuat buku kas, buku kas Bank, pendanaan proyek dan non proyek dan di harapkan peserta benar-benar mengetahui dan memahami cara-cara membuat buku kas tersebut untuk serikat kedepannya.<\/p>\n\n\n\n
Pentingnya kepemimpinan dan pengelolaan, penyelenggaraan Serikat Pekka Kabupaten Sanggau menetapkan koordinator wilayah periode Tahun 2021-2025 adalah Harmiati, ketua Serikat Pekka Desa Semuntai adalah Sriwati M dan ketua Serikat Pekka kelurahan Sungai Sengkuang adalah Nengsih.<\/p>\n\n\n\n
Kontributor: Harmiati, Sanggau Kalbar.<\/p>\n","post_title":"Musyawarah Besar Serikat Pekka Kabupaten Sanggau","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"musyawarah-besar-serikat-pekka-kabupaten-sanggau","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-05 10:14:05","post_modified_gmt":"2021-07-05 10:14:05","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1705","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1700,"post_author":"4","post_date":"2021-07-02 06:55:39","post_date_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content":"\n
Ibarat anak kecil yang sudah bisa berjalan, mulai dilahirkan dan belajar merangkak. Usia dua tahun adalah usia matang anak-anak bisa berjalan tegak. Begitu juga dengan Pekka Bima. Sejak didirikan Juni 2019 lalu. Pandemi sempat menghadang perjalanannya. Namun Pekka tetap berjalan walaupun dalam keadaan merangkak.<\/p>\n\n\n\n
Akhirnya tepat bulan kelahiranya pada 23 Juni 2021, Pekka Bima sepakat membentuk Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dinamai LKM Pekka Ina Mbojo tingkat kecamatan melalui rapat perwakilan. Eli Hartika Rini dari Yayasan PEKKA memfasilitasi pembentukan LKM dan Masing-masing pengurus Pra Koperasi di 21 unit simpan pinjam,Senin (21\/06\/2021).<\/p>\n\n\n\n
Hasil rapat pemilihan pengurus LKM Pekka Ina Mbojo memutuskan Rahmawati (Samili) sebagai ketua, sekretaris Anggar Kasih(Samili), bendahara I Rubiah (Donggo Bolo), bendahara II Sari Lakas (Donggo Bolo) untuk Periode kepengurusan 2021-2026.<\/p>\n\n\n\n
Agenda dilanjutkan dengan pembacaan AD\/ART dan Berita Acara Koperasi Yang di dalamnya tercantum tugas dan tanggung jawab pengurus, hak dan kewajiban anggota, besaran simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.<\/p>\n\n\n\n
Untuk simpanan pokok diputuskan sebesar Rp 50.000,- dan bisa diangsur selama 3 kali pertemuan. Adapun simpanan wajib sebesr Rp. 10.000,- setiap pertemuan. Pertemuan LKM akan dilakukan satu bulan sekali.<\/p>\n\n\n\n
Mengingat sekretariat LKM belum ada. Maka kami memutuskan pertemuan dilakukan berpindah-pindah atau bergantian disetiap desa wilayah kerja Pekka. Adapun yang melakukan pertemuan adalah pengurus setiap unit yang mewakili anggota.<\/p>\n\n\n\n
Disamping itu, Pekka Bima sepakat melakukan gerakan kampanye pengurangan penggunaaan sampah plastik dan mendorong desa untuk menyusun program bagaimana proses pengolahan sampah dengan benar.<\/p>\n\n\n\n
Selain itu, kegiatan pertemuan LKM di tingkat unit ataupun kecamatan akan kami lakukan adalah mengampanyekan produk lokal antar anggota\/pengurus, dimana setiap peserta \/anggota wajib membawa produk buatan sendiri dengan produk yang berbeda dengan nilai jual yang terjangkau dan sistem pembelian secara tunai.<\/p>\n\n\n\n
Pekka Bima mencanangkan gerakan satu keluarga satu pohon. Bagi anggota yang mengajukan pinjaman lebih dari 1 juta diharuskan menanam satu pohon yang menghasilkan atau berbuah dan sesuai kondisi wilayah desa tempat tinggal (boleh pohon kelor, jambu atau mangga dll) di halaman rumahnya atau di lahan masing-masing.<\/p>\n\n\n\n
Pada tahun ini kegiatan Pekka Bima akan didukung oleh lebih berfokus pada pengembangan ekonomi dengan 4 isu strategis yaitu Pekka Simpin, Pekka Mart, Pekka Produksi, dan Pekka CBT (community based travel). <\/p>\n\n\n\n
Kontributor Rahmawati<\/p>\n","post_title":"Lembaga Keuangan Mikro Pekka Ina Mbojo Terbentuk","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"lembaga-keuangan-mikro-pekka-ina-mbojo-terbentuk","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-07-02 06:55:39","post_modified_gmt":"2021-07-02 06:55:39","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1700","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":1674,"post_author":"4","post_date":"2021-03-17 00:23:00","post_date_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content":"\n
Menulis adalah sebagian hobiku, namun tak lagi berisi curahan hati, kini aku sebagai kader jurnalisme warga Pekka sebagai pemberita kegiatan organisasi, dan untuk kedua kalinya menginjakkan kaki di Gadog Altakarya Bogor bertemu dengan teman-teman Nusantara. Bagiku tak cukup setangkup mawar untuk mereka yang selalu menawarkan kebersamaan. tak cukup sejuta kata mewakili terima kasih ini. Biarlah hanya ada bisik diantara sepi yang menyampaikan isi hati ketika jurnalisme warga menghimpun kami. Lalu penat dan lelah terlampaui.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Sayup terdengar suara adzan subuh ditelingaku seakan menegurku, mengajak raga ini segera bangun dari tidurku; sebagai umatNya melaksanakan kewajiban memenuhi perintah Sang Pencipta. Rasa syukur yang begitu tinggi terbersit dalam hatiku karena masih diberikan waktu menghirup udara segar saat fajar menyambut pagi menanti sang mentari terbit di ufuk timur.<\/p>\n\n\n\n
Aku beranjak ke dapur menyiapkan sarapan pagi dan mengurus seorang nenek yang sudah kuanggap sebagai orang tuaku. Sejak kecil aku diasuhnya karena dia sebatang kara tidak mempunyai anak dan keluarga apalagi setelah suaminya meninggal. Kami tinggal bertiga dengan putraku yang masih di bangku sekolah dasar karena suamiku merantau ke Malaysia dan hanya pulang dua kali dalam setahun.<\/p>\n\n\n\n
Namaku Sunarti, akrab dipanggil dengan sebutan Nartik, pemetik kebun cabe untuk menambah ekonomi keluarga adalah keseharian yang kulakukan. Aku juga menyempatkan menanam sayuran di halaman rumah walaupun sedikit tapi bisa mengurangi biaya pengeluaranku. Suamiku mengirim uang hanya saat ada temannya yang pulang, itu pun tidak mampu menutup biaya hidup kami. Saat kekurangan aku harus pinjam ke orangtua atau keluarga lainnya.<\/p>\n\n\n\n
Tahun 2008 nenek yang sudah kuanggap sebagai orangtuaku dipanggil sang Khalik kembali kepangkuanNya, penanda awal awal prahara rumah tanggaku. Saat dia pulang aku mengetahui ada sms perempuan lain di hp suamiku dengan bahasa yang membuatku menimbulkan rasa curiga. Kecurigaanku ternyata benar. Aku berjuang untuk mendapatkan kejujurannya tentang perempuan itu walau terasa bodoh sekali saat kuingat kembali karena aku sempat tidak makan sampai 3 hari 3 malam. Beruntung aku tidak jatuh sakit walau sudah kurus pucat mata juga sudah cekung karena tak bisa tidur. Akhirnya dia jujur mengakui dan meminta ijin untuk menikah lagi. Aku terkejut sekali terasa lemas seluruh tubuh ini mendengar keingiannya.<\/p>\n\n\n\n
Menangis, meratapi diri hanya itu mampu lakukan, tiada rasa kasihan timbul dihatinya saat melihatku bersedih. Bahkan saat kutanyakan kenapa tega mempunyai niat seperti itu apa sih kekuranganku karena aku masih mampu menjadi istri yang baik untuknya. Bukan jawaban yang membuat hatiku sejuk malah dia membandingkanku dengan perempuan lain. Anak menjadi alasan utama dia ingin menikah lagi karena aku memang tak bisa memberinya keturunan lagi karena ada penyakit dalam rahimku sehingga besar keinginannya untuk mendapat anak perempuan.<\/p>\n\n\n\n
Diriku yang bodoh walau pernah mengecam pendidikan sekolah menengah atas, seperti menjadi perempuan tidak berguna dihadapan suami apalagi ucapannya yang sangat menyakitkan dalam hatiku hingga saat ini , kala kutanyakan kenapa alasan anak menjadi keinginannya untuk menikah lagi, dengan ketus dia mengatakan bahwa hidupnya sial mendapat istri sepertiku, aku mencoba memberi pembelaan membandingkan dengan tetanggaku yang tidak mempunyai anak tetapi bisa ikhlas dan tentram kehidupannya, kembali dengan jawabanya dia mengatakannya \u2018dia itu sehat tidak seperti diriku yang punya penyakit.<\/p>\n\n\n\n
Belum puas rasa hatiku dengan alasannya walau sakit terasa aku masih memberi perbandingan dengan saudaraku yang punya anak tetapi rahimnya sudah di angkat tetapi suaminya masih setia. Dia tetap seenaknya mengatakan \u201cHalah itukan karena saudaramu pandai cari duit makanya tidak ditinggalkan karena suaminya juga malas kerja. Semakin hancur rasanya hati ini tiada sedikitpun pembelaanya terhadapku yang sudah menikah dengannya selama sepuluh tahun.<\/p>\n\n\n\n
Dia tetap kembali merantau walau aku melarangnya, cobalah kerja disini aja agar bisa melupakan perempuan itu, masih bersikukuh dengan keinginanya, terulang lagi kata-katanya \u201dmati awak kalau kerja disini, kerjaannya berat gaji tidak seberapa mau makan apa nanti. Aku hanya menurut aja tiada apa yang mampu kuperbuat tetap membawa hatiku yang penuh kegalauan tak menentu. Sedih bimbang, suasana rumah tak lagi membuat nyaman tinggal didalamnya. Empat tahun aku menjalani hidup seperti ini hanya buku menjadi tempatku mengadu yang selalu setia mendengarkan curahan kesedihanku yang tak pernah marah dengan kekesalanku saat penaku harus mencorat-coret bahkan mengoyaknya. Pada akhirnya aku lelah mencoba bangkit dari keterpurukan ingin melakukan sesuatu hal positif yang bisa menghibur dan bermanfaat.<\/p>\n\n\n\n
Keinginanku untuk bangkit melupakan luka lama mengobati hati dengan mengikuti kegiatan akhirnya terjawab juga. SPKBK (Sistem Pemantauan Kesejahteraan Berbasis Komunitas) pertama kali mempertemukanku dan mengajakku untuk ikut pendataan. Seorang kader pekka yang tau aku pernah menjadi petugas sensus penduduk tahun 2010. Aku menjadi petugas SPKBK hingga selesai walau belum menjadi anggota Pekka. Saat menjalankan tugas berkumpul dengan faslap dan teman-teman aku lebih semangat dan menjadi perempuan tegar. Mereka mengajakku masuk Pekka tapi sebelumnya sudah merasa tertarik sekali ingin gabung didalamnya.<\/p>\n\n\n\n
Bergabung di Pekka mendapat pelatihan visi misi, paralegal, pembukuan, pendataan, menjadi panitia penyelenggara KLIK semakin membuka peluang untukku, walaupun sebagian masyarakat melihatku sering keluar rumah yang selama ini tidak pernah aku lakukan. Ada juga yang sempat beranggapan aku mulai jadi perempuan tidak bener. Semua itu Sudah menjadi tekad dalam diriku ingin melangkah membawa kaki ini keluar namun tidak untuk ngegosip ataupun hal yang tidak berarti. Waktu membawa perubahan dalam diriku.<\/p>\n\n\n\n
Pekka mengajariku sikap berani, tegar, tidak cengeng dan tidak melulu berharap kepada laki-laki. Pengalaman dalam berorganisasi seolah menempah diriku menjadi sebuah kekuatan.Dulu yang hanya menangis kini mampu menghadapi masalah dan menyelesaikannya dengan tersenyum. Kegiatan desa mulai mengikut sertakanku menjadi anggota PKK, kelompok tani, dan pengelola kelompok usaha bersama (KUBE Subur Mandiri) yang mengelola air minum kemasan dibawah naungan BUMDES milik Desa Subur.<\/p>\n\n\n\n
Perubahan dalam diriku yang selalu aktif di masyarakat sering dikirim mengikuti pelatihan, seminar membuat suamiku sadar bahwa dia memiliki sesuatu yang berharga, yaitu istri dan anaknya. Ternyata menyadarkan seseorang tidak bisa dipaksakan, terbukti perubahan rasa percaya diri, pengetahuan , kegiatan sosial di masyarakat, yang terjadi pada diriku membuatnya berfikir dan tanpa diminta dia memutuskan untuk berhenti bekerja dari perantauan dan meninggalkan perempuan selingkuhannya, tidak lagi merasa takut bekerja dengan penghasilan kecil.<\/p>\n\n\n\n
Kembalinya dia dengan keadaan menjadi terbalik seorang istri yang dulu dia kenal duduk manis dirumah hanya mengurus anak dan rumah tangga, kini dia harus beradaptasi dan memahami bahwa kemampuan pengetahuan istrinya banyak dibutuhkan masyarakat dan organisasi. Awalnya juga susah memberi pengertian menurut anggapannya\u00a0 sering pergi-pergi itu adalah alasan, hanya ingin bersenang-senang aja. Tapi aku berhasil memberikan penjelasan dan dia mengerti dengan kegiatan positif\u00a0 yang kugeluti sekarang, selain menjadi pintar aku juga bisa dapat duit walau tidak lagi bekerja dikebun cabe seperti dulu. <\/p>\n\n\n\n
Sunarti, kader Pekka Asahan<\/p>\n","post_title":"MENJADI DIRIKU YANG SEKARANG","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"menjadi-diriku-yang-sekarang","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2021-03-17 00:23:00","post_modified_gmt":"2021-03-17 00:23:00","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=1674","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":6},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};
Sudah sebulan terakhir Desa Boyong Sari. Kelurahan Panjang Baru tidak melaksanakan kegiatan posyandu dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi sehingga...