\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Pernikahan Ratna dan suami\nsangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang\ndan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana\ndan pas-pasan, namun sangat\nmengutamakan pendidikan anak - anaknya.<\/p>\n\n\n\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ratna menikah pada Bulan Oktober\n1991 dan usianya saat itu menjelang 17 Tahun. Dari pernikahannya ia dikaruniai lima orang anak. <\/p>\n\n\n\n

Pernikahan Ratna dan suami\nsangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang\ndan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana\ndan pas-pasan, namun sangat\nmengutamakan pendidikan anak - anaknya.<\/p>\n\n\n\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Pendidikan terakhir Ratna hanya\nsampai bangku SMA kelas\nsatu dan itu pun berkisar hanya\ntiga bulan lamanya, karena\nia memilih menikah dengan pria pilihannya yang bernama La Bodi.<\/p>\n\n\n\n

Ratna menikah pada Bulan Oktober\n1991 dan usianya saat itu menjelang 17 Tahun. Dari pernikahannya ia dikaruniai lima orang anak. <\/p>\n\n\n\n

Pernikahan Ratna dan suami\nsangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang\ndan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana\ndan pas-pasan, namun sangat\nmengutamakan pendidikan anak - anaknya.<\/p>\n\n\n\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ia anak kedua dari lima bersaudara, yang merupakan anak pendiam, penurut, ramah dan memiliki watak\nkeras namun cerdas yang membuat ia sangat disenangi oleh setiap orang.<\/p>\n\n\n\n

Pendidikan terakhir Ratna hanya\nsampai bangku SMA kelas\nsatu dan itu pun berkisar hanya\ntiga bulan lamanya, karena\nia memilih menikah dengan pria pilihannya yang bernama La Bodi.<\/p>\n\n\n\n

Ratna menikah pada Bulan Oktober\n1991 dan usianya saat itu menjelang 17 Tahun. Dari pernikahannya ia dikaruniai lima orang anak. <\/p>\n\n\n\n

Pernikahan Ratna dan suami\nsangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang\ndan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana\ndan pas-pasan, namun sangat\nmengutamakan pendidikan anak - anaknya.<\/p>\n\n\n\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
\n

Ratna lahir di keluarga sederhana\npada 14 Desember\n1974, atau tepatnya\n45 tahun lalu di Kel. Katobengke Kec. Betoambari Baubau\ndari pasangan Lambolosi dan Wa Fia.<\/p>\n\n\n\n

Ia anak kedua dari lima bersaudara, yang merupakan anak pendiam, penurut, ramah dan memiliki watak\nkeras namun cerdas yang membuat ia sangat disenangi oleh setiap orang.<\/p>\n\n\n\n

Pendidikan terakhir Ratna hanya\nsampai bangku SMA kelas\nsatu dan itu pun berkisar hanya\ntiga bulan lamanya, karena\nia memilih menikah dengan pria pilihannya yang bernama La Bodi.<\/p>\n\n\n\n

Ratna menikah pada Bulan Oktober\n1991 dan usianya saat itu menjelang 17 Tahun. Dari pernikahannya ia dikaruniai lima orang anak. <\/p>\n\n\n\n

Pernikahan Ratna dan suami\nsangat harmonis, terlebih suami Ratna yang sangat penyayang\ndan bertanggung jawab. Kehidupan mereka sangat sederhana\ndan pas-pasan, namun sangat\nmengutamakan pendidikan anak - anaknya.<\/p>\n\n\n\n

Anak pertama dan kedua Bu Ratna\nadalah perempuan, dan menempuh pendidikan\nterakhir sampai Diploma\n3 Akademi Kebidanan. Saat ini\nmereka telah menikah dan ikut suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Anak ketiga Ratna menjadi\nTNI - AL Marinir, sedangkan anak keempat dan kelima masih duduk dibangku\nSekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna tinggal bersama suami dan\nkedua anaknya di lingkungan Matanaeo Kelurahan Lipu Kecamatan Betoambari Kota\nBaubau. Keseharian Ratna saat itu hanya di rumah mengurus keluarga.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 2016 Ratna bergabung di\nkelompok Pekka Tangana Lipu yang berada di Kelurahan Lipu, dan dipercaya sebagai\nbendahara kelompok. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai pengurus kelompok\nIa sangat bertanggung jawab mengatur waktunya untuk membenahi pembukuan\nkelompoknya dan sangat paham dalam mengerjakan serta menyelesaikan \npembukuan.<\/p>\n\n\n\n

Ia sangat disiplin selalu datang\nlebih awal dipertemuan, padahal jarak rumahnya ke tempat pertemuan sangat jauh\nmelewati beberapa lingkungan. Dengan\ndasar jarak rumahnya yang jauh, ia mencoba berkomunikasi\ndengan Faslap saat itu untuk\nmembuka kelompok sendiri di lingkungan rumahnya.<\/p>\n\n\n\n

Akhirnya di awal Tahun 2018\nmelalui sosialisasi pembentukan kelompok di rumah Ratna oleh kader Pekka maka\nterbentuklah sebuah kelompok yang bernama Kelompok Matanaeo yang artinya\nKelompok Naiknya Matahari sesuai nama lingkungannya. Kelompok Mataneo ini\nmemiliki anggota sebanyak 18 orang.<\/p>\n\n\n\n

Sebagai ketua kelompok, mobilitas\nRatna sangat tinggi. Ia\nsangat mudah mengorganisir\nanggota kelompoknya hingga saat ini anggota berjumlah 25 orang dan setiap\npertemuan  semua anggota dipastikan hadir paling yang absen cuma satu atau\ndua orang saja.<\/p>\n\n\n\n

Pembukuan kelompoknya terselesaikan\nsetiap bulan dan sangat rapi.<\/p>\n\n\n\n

Desember 2019 lalu, ketika ada\npembentukan koperasi dan pemilihan pengurus koperasi, Ratna terpilih\nmenjadi bendahara koperasi.<\/p>\n\n\n\n

Dulu sebelum\nbergabung di kelompok Pekka bahkan awal bergabung, ia sangat sulit keluar rumah karena\ntidak mendapat ijin dari\nkeluarganya. <\/p>\n\n\n\n

Namun waktupun berlalu Ratna mulai\nmendapat kepercayaan dan ijin dari keluarganya untuk berkegiatan baik di dalam\nkelompoknya maupun diluar.<\/p>\n\n\n\n

Ratna yang awalnya sulit\nuntuk berbicara di depan banyak orang \nkini mulai sedikit percaya diri seiring dengan kepercayaan yang\ndiberikan oleh keluarganya terutama suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ia\nmulai yakin ada perubahan yang terjadi pada diri dan keluarganya, yang saat ini\nsenantiasa memberi ijin\nke Ratna untuk mengembangkan potensi dirinya. Bahkan ia mulai dipercayai menjadi\nbendahara KSM (Kelompok Swadaya\nMasyarakat ) di lingkungan Kelurahannya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ratna disela - sela\nperbincangan kami, \"Alhamdulillah, sejak\nsaya bentuk kelompok Pekka dan suami menyaksikan sendiri pertemuan kelompok\nyang diadakan di rumah, apalagi selalu didampingi kader bahkan kadang dikunjungi \nFaslap sehingga suami percaya kegiatan ini sangat bermanfaat dan saya merasa harus\nbertanggung jawab terhadap kelompok yang saya bentuk.<\/em><\/p>\n\n\n\n

Saya juga menjadi bendahara KSM karena dipercaya biasa mengelola dana kelompok sehingga kepercayaan itu bukan saja dari keluarga tapi dari masyarakat yang ada\u00a0 di lingkung saya,\"<\/em> tutur Ratna yang senang karena mendapat kepercayaan.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor<\/strong>: Hasna <\/strong><\/p>\n","post_title":"Berawal Dari Pekka, Aku Mendapat Kepercayaan Masyarakat","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"berawal-dari-pekka-aku-mendapat-kepercayaan-masyarakat","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-29 04:08:19","post_modified_gmt":"2020-09-29 04:08:19","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=531","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6487,"post_author":"4","post_date":"2020-09-28 09:28:04","post_date_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content":"\n

\"Perempuan\nitu kerjanya di dapur. Tidak perlu sekolah tinggi!  <\/em>Pupuslah harapanku mendengarnya.<\/p>\n\n\n\n

\u201cAku menangis\nmelampiaskan rasa kecewaku ketika ibu menolak keinginanku untuk melanjutkan\nsekolah ke bangku SMP\u201d<\/em>, demikian ucap Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

\u201cSeandainya\nAyahku masih hidup, tentu aku masih punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan\nyang lebih tinggi lagi. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Namun takdir\nberkata lain. Ayahku telah pergi untuk selamanya ketika usiaku masih dua\ntahun\u201d, lanjut nya.<\/p>\n\n\n\n

Anak bungsu\ndari tiga bersaudara ini sehari-hari hanya berteman dengan kedayang, nuda dan pola hapit\nyaitu peralatan-peralatan yang digunakan untuk menenun. Tak ada hari tanpa\nmenenun bagi Siti Anisa.<\/p>\n\n\n\n

Anak perempuan satu-satunya\nkelahiran Boleng, 10 Oktober 1966 tersebut setia membantu Ibunya membiayai\nsekolah kakaknya. Dari hasil menenun itu, kakaknya meraih gelar sarjana.<\/p>\n\n\n\n

Kesetiaan\nmengabdi sepenuhnya pada Ibunda tercinta dia tinggalkan semenjak ia mengambil\nkeputusan untuk menikah dengan pria pujaan hatinya pada tahun 1988. Meski sudah\nmenikah Ibu dua anak ini tetap menenun untuk membiayai keluarganya karena Sang\nSuami merantau ke Malaysia.<\/p>\n\n\n\n

\"Pekka sungguh sangat membantuku. Aku dengan mudah mengakses\npinjaman untuk merehab rumah dan membiayai pendidikan kedua anakku ke perguruan\ntinggi\u201d,<\/em>\nungkap wanita separuh baya ini.<\/p>\n\n\n\n

Kehadiran\nsekolah akademi paradigta baginya seperti air di padang pasir, perempuan yang\nhaus akan pendidikan tersebut menyambut sekolah ini dengan sukacita. Usianya\nmemang sudah tidak muda untuk bersekolah namun semangatnya tidak pernah menua.<\/p>\n\n\n\n

Hingga\ndirinya mendaftar diri sebagai calon akademia pada angkatan pertama di Center\nSeni Tawa tahun 2017, dia bertekad untuk belajar sampai tuntas hingga di\nwisuda.<\/p>\n\n\n\n

Dari 3 teman\nlain di Desa Boleng, hanya dia yang bertahan hingga lulus sekolah. Ketiga\ntemannya mengundurkan diri. <\/p>\n\n\n\n

\u201cAku sungguh\nsenang. Kini aku semakin percaya diri. Berani berbicara dan mengeluarkan\npendapat di depan orang banyak, bahkan menjadi narasumber pelatihan pencelupan\nbenang yang diselenggarakan oleh Pemdes dari kecamatan yang berbeda denganku\u201d<\/p>\n\n\n\n

katanya penuh kebanggaan.<\/p>\n\n\n\n

Siti Anisa juga membentuk satu kelompok arisan tenun yang bernama\n\u2018Mentari\u2019 dan beranggotakan 14 orang.<\/p>\n\n\n\n

Setiap dua minggu sekali masing-masing anggota kelompok ini\nmenyetor satu kain tenun. Kemudian dilakukan pengundian untuk menentukan siapa\nyang mendapatkannya hari itu. Kelompok ini terbentuk dari hasil penugasan\nlapang semasa menjadi Akademia Paradigta. <\/p>\n\n\n\n

Berkat\nbelajar di Akademi Paradigta, kini dia tidak perlu lagi membeli sayuran. Dia\nkini punya warung hidup di pekarangan rumahnya. Meski belum berhasil, dia\npernah melakukan upaya mempengaruhi kebijakan di desanya terkait penyederhanaan\nadat kematian. \u201cUpacara kematian biasanya\nmelibatkan seluruh warga desa selama seminggu. Aku mengusulkan agar hanya\nmelibatkan satu suku saja. Kucoba mulai dari suku kami. Namun hanya berjalan\ndiawal-awal saja\u201d<\/em>, kata perempuan yang kini memiliki 2 cucu ini menutup\nceritanya.<\/p>\n\n\n\n

Kontributor:\nKornelia Bunga<\/strong><\/p>\n","post_title":"Sekolah di Ujung Waktu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sekolah-di-ujung-waktu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-28 09:28:04","post_modified_gmt":"2020-09-28 09:28:04","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=490","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":251,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 04:36:47","post_date_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content":"\n

Dialah Keumalawati, sang pengubah huruf-huruf kabur, juga pola pikir menjadi lebih jelas. Saya mengenal Pekka\u00a0 dan menjadi anggota Pekka tahun 2015, dikenalkan oleh Bu Susiah yang sudah lama bergabung lebih dulu. Saya dari keluarga sederhana , usia sudah tidak muda lagi, mempunyai anak 4 orang putra, suami 1 orang hingga sekarang. Pendidikan saya hanya SLTP,\u00a0 pekerjaan selain ibu rumah tangga juga sebagai Kader KB di kampung dan Kader Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Saya dahulu orangnya\u00a0 pendiam dan tidak akan ramah kalau tidak kenal serta tidak percaya diri (PD) namun rajin mengikuti kegiatan seperti rapat, pelatihan atau sejenisnya dari KB atau pun dari Pekka, dengan berjalannya waktu jadi terbiasa. Tahun 2016 Pekka Dharmasraya kedatangan Faslap dari Aceh bernama Keumalawati. Dharmasraya kala itu masih bergabung dengan Pekka Sijunjung dan mulai berdiri sendiri. Saat itu ketua Serikat Pekka Dharmasraya Dewita.<\/p>\n\n\n\n

\u00a0Kalau di kelompok saya ditunjuk sebagai Sekretaris. Pada tahun\u00a0 2017, saya terpilih\u00a0 mengikuti\u00a0 pelatihan Jurnalis warga Pekka (JWP) \u00a0di Pusdiklat Altakarya, Bogor bersama teman dari Sijunjung,\u00a0 hingga saat ini \u00a0sudah resmi menjadi kader JWP Dharmasraya.\u00a0 Sebenarnya sudah banyak Faslap ke Dharmasraya seperti Bu Ida, Mbak Nunik, Mas Adi, sekarang Kak Fazriah tapi Kak Mala, begitulah saya memanggilnya, walaupun usia jauh di bawah saya tetapi kita harus menghormati, apalagi yang telah mengajarkan kita. <\/p>\n\n\n\n

Kak Mala mengajarkan kami ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga biasa\u00a0 yang masih takut, malu juga grogi menghadapi orang baru termasuk saya sendiri, mulai dari perkenalan nama, alamat, usia, pekerjaan itu selalu yang harus kami lakukan setiap pertemuan atau rapat, kaki menggigil , badan keluar keringat dingin padahal ruangan pakai AC, tetapi saya dan teman lainnya beranikan diri, hingga lama-lama mulai terbiasa, karena di Serikat saya ditunjuk sebagai JWP, makanya saya diajarkan Kak Mala bagaimana cara menulis dan memainkan tombol tombol HP. Dengan sabar dan semangat selalu menyemangati saya dan berkata, \"Kalau buat cerita Bu Nia harus memakai 5W+1H ya? Cerita berdasarkan fakta walaupun boleh ditambahi bumbu bumbu penyedap. Saya pun mulai buat cerita pertemuan kelompok atau pertemuan serikat,\u00a0 mulai dengan menyusun bait demi bait\u00a0 merangkai kata di buku anak yang sudah tidak terpakai lagi, tulisan itu sebenarnya hanya 1 lembar, karena banyak sekali coretan menjadi 3 lembar dan waktunya pun sangat lama, setelah saya anggap selesai, saya pun mengirim\u00a0 cerita\u00a0 saya\u00a0 lewat Japri Kak Mala.<\/p>\n\n\n\n

Hati berdebar-debar menunggu jawaban, tidak lama KK Mala pun memberikan jawaban, \"Cerita Bu Nia sudah mulai terarah dan mulai lancar cuma tanda baca itu harus ada, jangan koma selalu atau titik selalu, nanti orang membacanya tidak mengerti,\u00a0 nama orang harus huruf besar, nama tempat, pokoknya semua di awali huruf besar dan lainnya.\" \u00a0Pokoknya kepala saya terasa pusing\u00a0 dan\u00a0 pecah menerima semua wejangan yang tidak saya mengerti, kadang ada sedikit dongkol, tetapi saya tetap dengan sabar menerima masukan dari Kak Mala, saya harus belajar, belajar dan belajar. <\/p>\n\n\n\n

Saya tidak bisa melupakan kala itu membuat cerita tentang seseorang, tetap dengan buku bekas mulai menulis di buku tetapi sudah mulai lancar dengan point penting dan nanti akan dikembangkan sendiri, tetap dengan 5W+1H, dengan PDnya saya pun mengirim ke WA pribadi Kak Mala, karena sebelum dishare harus diperiksa ulang, dengan sabarnya Kak Mala pun membalas cerita saya \"Bu Nia sudah mulai lancar dan\u00a0 bagus menulis cuma perlu perhatian titik komanya, koma jangan terlalu deket banget, mainkan spasinya, tuh titiknya di mana ? Kalau memulai kata hurufnya di liat.\" pokoknya Kak Mala orang sangat teliti , meleset titik saya atau koma langsung tukar, edit ya,\u00a0 begitulah kak Mala\u00a0 atau lebih\u00a0 suka\u00a0 saya\u00a0 memanggil nya\u00a0 Cik Gu, mengapa ? Ya karena Kak Mala orang\u00a0 pertama\u00a0 yang\u00a0 telah mengajarkan saya, membuka mata dan pola pikir menjadi\u00a0 lebih\u00a0 terbuka, bagi orang lain mungkin Kak Mala biasa saja tapi bagi saya yang telah merasakan sepak terjangnya \"Luar biasa\" walaupun mungkin dalam hatinya dongkol \u00a0hahahahaha, tapi kak Mala orang baik sedarhana dan kuat pendirian. Walaupun 2 tahun sudah berlalu\u00a0 dan sudah tidak menjadi Faslap Dharmasraya karena sekarang ada\u00a0 kak\u00a0 Fazriah,\u00a0 saya selalu mengingat\u00a0 kata-kata nya\u00a0 dan tidak akan lupa,\u00a0 apalagi kalau sedang buat cerita \u2018awas Bu Nia tuh titiknya\u2019.\u00a0\u00a0 <\/p>\n\n\n\n

Akhir tahun 2018 kak Mala pergi kembali ke Aceh dan menjadi Faslap di sana, walaupun sudah tidak menjadi Faslap Sumbar \/Dharmasraya\u00a0 dan\u00a0 saya ini muridnya tapi tidak dianggap murid oleh Kak Mala\u00a0 karena bila ada waktu luang kami main dan makan bersama\u00a0 tanpa\u00a0 melihat tempat. \u00a0Itulah\u00a0 cik Gu\u00a0 qu,\u00a0 hanya\u00a0 saya\u00a0 berpesan, \u00a0\u00a0tetaplah menjadi Faslap yang tegas dan semangat, sampai saat ini\u00a0 pun tulisan saya juga belum sempurna bagus atau baik, tapi saya akan tetap belajar lagi sampai mahir menulis. (Nia)<\/strong><\/p>\n","post_title":"I Love You, Cik Gu","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"i-love-you-cik-gu","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 04:36:47","post_modified_gmt":"2020-09-16 04:36:47","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=251","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":199,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:28:59","post_date_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content":"\n

Saya seorang kader JWP, tinggal di sebuah rumah kecil\nterletak di Jorong Pasir Putih, Nagari Sungai Kambut, Kecamatan Pulau Punjung,\nsejak dilahirkan ke dunia yang serba canggih ini.<\/p>\n\n\n\n

Saya bergabung menjadi kader JWP setelah mengikuti pelatihan\njurnalisme warga Pekka di Gadog, Bogor Agustus 2017, selama 4 hari lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Sepulang dari pelatihan itu saya mencoba  berusaha untuk mencari berita tentang\nperlindungan sosial, kegiatan Pekka seperti diskusi kampung, KLIK PEKKA, FPK\ndan pertemuan kelompok, dimana semua berita yang akan dituang dalam bentuk\ncerita dengan tulisan yang menarik, saya mendapatkan kesulitan saat pengambilan\nfoto karena waktu itu ya HPnya hanya cuma merk tak terkenal dan tak sebagus\nkamera HP teman teman lain dan juga cara pengambilan  foto yang pas juga sulit untuk mengambilnya\ndimana diacara rapat atau pertemuan itu tempat duduk peserta rapat tak\ntersusun  dan pencahayaan ruangan yang\nkurang, menjadikan foto yang diambil tidak bagus. <\/p>\n\n\n\n

begitu pun saat akan \nmenulis berita dari mana mau memulai menulis isi cerita yang akan saya\nbuat itu bisa menjadi bahasa yang menarik dan dipahami oleh buletin. Tetapi\nsetelah sering mencari berita, membuat tulisan dan juga sudah dikoreksi, diberi\nmasukan  oleh faslap, saya lebih\nbersemangat dan berusaha agar tulisan menarik, walaupun berulang ulang kali\nmenulis  cerita yang akan menjadi sebuah\nberita yang akan banyak dibaca oleh semua pihak.<\/p>\n\n\n\n

Sampai suatu hari \nbulletin edisi 1 terbit, dan saya pun membacanya isi bulletin, terasa\nhati sangat senang, bangga karena bisa menulis di sebuah buletin dan lagi saat\npertemuan rapat serikat diperlihatkan juga buletinnya sama anggota Pekka yang\nhadir saat rapat tersebut, mereka berkata wah bagus ternyata ria bisa juga\nmenulis dan membuat buletin, ajari juga kami dong biar bisa juga menulis, \u2018boleh\nkita sama sama belajar yang penting kemauan ada,' jawab saya. Oh ya yang\nmembuat, mencetak bulletin yang bagus begini bukan kami yang buat tapi, dari\nSeknas PEKKA Jakarta, kami cuma mencari berita dan menulisnya saja, lalu kami\nkirim melalui wa grup dan FB Jwp.<\/p>\n\n\n\n

Dan setelah bulletin edisi kedua juga sudah terbit, saya lihatkan juga sama Sekretaris Nagari Sungai Kambut Tomi Andesra, pak sek ini bulletin Pekka dah terbit yang\u00a0 kegiatan diskusi kampung Pekka kemaren, oh lihat mana ria, ya saya\u00a0 lihatkan bulletin yang ada di wa, yang dikirim sama faslap, kebetulan bulletin belum dicetak hari itu, terus pak sekretaris nya lihat, ya kirim lewat wa aja ria biar saya bisa kirim ke FB nagari sungai Kambut, ya saya kirim, dengan hati senang dan bangga dengan diri sendiri bisa diterima dengan bulletin tersebut. Ternyata bisa juga ria menulis berita ya, emang hebat kader Pekka ini. (Ria <\/strong>)<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Seorang Jurnalis","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-seorang-jurnalis","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:28:59","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:28:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=199","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":196,"post_author":"4","post_date":"2020-09-15 04:15:22","post_date_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content":"\n

Suka dan dukaku\nmenjadi Kader JWP (Journalisme Warga Pekka), 28 Juni 2019,aku masuk menjadi\nanggota Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Tepat 2 bulan\ngabung di serikat Pekka aku dikirim mengikuti pelatihan JWP (Journalisme Warga\nPekka) 25-30 Agustus di Bogor<\/p>\n\n\n\n

Aku tak tahu\nkenapa aku yang dipilih untuk mengikuti pelatihan tersebut bersama 32 teman\ndari berbagai Provinsi di Indonesia.Kami diajari cara menulis yang benar dengan\nrumus 5W+1H.<\/p>\n\n\n\n

Setelah mengikuti\npelatihan JWP saya masuk menjadi kader Pekka untuk Kabupaten Trenggalek,tugas\nsaya meliput kegiatan-kegiatan Pekka seperti KLIK (Klinik Layanan Informasi dan\nKonsultasi) diskusi kampung, kegiatan-kegiatan kelompok.<\/p>\n\n\n\n

Tantangan terberat\nsaya dalam menulis ketika harus meliput berita yang melibatkan tokoh-tokoh\nseperti bapak Bupati karena saya harus memahami gaya bahasanya yang terlalu\nintelegent<\/p>\n\n\n\n

Selain itu\njuga,dalam pengambilan gambar harus meminta bantuan teman karena hp saya sudah\nlayout.<\/p>\n\n\n\n

Dalam penyalinan\ntulisan keketikan juga mengalami kendala karena mata saya yang tidak tahan\nterlalu lama di depan hp,namun karena tanggung jawab semua hal tersebut tetap\nbisa ter atasi.<\/p>\n\n\n\n

Agar pihak desa\ndan Dinas Dinas terkait peduli terhadap keberadaan Pekka serta\nkegiatan-kegiatannya kami harus mendiskusikan buletin diforum diskusi kampung.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,kami\njuga harus mengadvokasi kan ke dinas-dinas pemerintah kabupaten dengan cara\nmenyelipkan kedalam undangan ketika Pekka mau mengadakan KLIK dan juga\nFPK(Forum Pemangku Kepentingan)dan ketika KLIK kami juga memberi bacaan untuk\nwarga yang mengantri dan ketika pertemuan kelompok kami juga membagikan buletin\nuntuk sekedar dibaca oleh anggota.<\/p>\n\n\n\n

Dan sebagai JWP\nseharusnya saya senang dan bangga selain menambah wawasan saya bisa menulis\nkegiatan-kegiatan Pekka sehingga dikenal oleh masyarakat dan dinas-dinas\npemerintah baik desa maupun kabupaten.<\/p>\n\n\n\n

Selain itu,para\nanggota pun senang bila kegiatan-kegiatan mereka di publikasikan dalam bentuk\nberita sehingga mereka lebih semangat.<\/p>\n\n\n\n

Itulah sedikit\u00a0 tulisan suka duka saya selama menjadi kader JWP untuk Pekka dan semoga tulisan-tulisan saya bermanfaat untuk kemajuan Pekka Trenggalek. (Susan<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Pengalaman Tak Terlupakan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"pengalaman-tak-terlupakan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-15 04:15:22","post_modified_gmt":"2020-09-15 04:15:22","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"http:\/\/jwp.pekka.or.id\/home\/?p=196","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":7},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 7 of 8 1 6 7 8
Page 7 of 8 1 6 7 8