Udara segar di pagi hari di Desa Boyoteluk, kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan. Anak-anak mulai pada sibuk berangkat sekolah dengan bergerombolan sambil berbincang-bincang, tetapi beda dengan Faisal Mulhakim yang berumur 10 tahun yang biasanya sudah duduk di bangku sekolah kelas 4 tetapi dia hanya diam di rumah karena malu kalau lihat temannya berangkat sekolah.
Saat saya dan Titin Ristiana Kader PEKKA mendatangi rumah Ibu Seger di malam hari pada pukul 19.30 WIB, di mana waktu makin gelap dan sunyi kesibukan di masyarakat sudah mulai berkurang. ‘Assalammu’alaikum’ ucap kami, dan ‘Wa’alaikumsalam” Jawabnya. Kami dipersilahkan duduk di ruang tamu dan berbincang -bincang membicarakan kenapa anaknya tidak sekolah?
Dia menjawab di karenakan merasa malu dan suka ngamuk, segala upaya orang tua dan keluarga sudah berusaha tetapi tetap belum mau dibujuknya. Kendala Ibu seger adalah dia seorang janda cerai mati, harus berjuang untuk kebutuhan hidup keluarganya. Keinginannya adalah anak tetap sekolah tetapi terkadang kesibukannya yang membuat tersita waktu harus bekerja serabutan, terkadang harus ke sawah dari pagi sampai siang bahkan sampai sore, kadang juga membantu memasak tetangganya yang berjualan.
Sedih, malu dan menyesal rasanya jika melihat seusia anaknya lagi pada berangkat sekolah. Selama ini belum ada pihak berwenang pendidikan di desanya yang mendatangi rumahnya untuk membantu anaknya sekolah. Terkadang tetangga di sekitar selalu menyemangati untuk sekolah tetapi umur semakin bertambah, anak menjadi punya rasa malu karena tidak sesuai umurnya jika harus masuk kelas satu Sekolah Dasar.
Kontributor: Kasturah, kader Pekka Pekalongan