Saya Siti Salamah, (44), ibu dari 3 orang anak, menjadi anggota kelompok Pekka Sumber Rejeki semenjak Februari 2008 meski status saya bukan perempuan kepala keluarga. Waktu itu anggota Pekka tidak ada yang mau menulis pembukuan, sehingga mereka menunjuk saya untuk membantu mereka, saya bersedia karena senang bisa membantu tetangga sekalian bisa lebih tahu apa itu Pekka.
Setelah menjadi anggota kelompok Pekka, banyak perubahan yang saya dapatkan. Perubahan yang paling saya rasakan adalah banyaknya ilmu yang saya dapatkan.
Jika dikenang, sebelum menjadi anggota kelompok Pekka, saya hanya ibu rumah tangga yang setiap harinya hanya mengurus anak sambil bekerja memayet dengan upah sangat kecil. Waktu itu bahkan bagaimana caranya untuk mengganti KTP saya yang sudah kadaluwarsapun saya tidak tahu caranya.
Saya tidak menyangka ternyata melalui PEKKA, saya banyak mendapat pengetahuan berlimpah, melalui pelatihan-pelatihan yang saya ikuti, melalui pertemuan-pertemuan di tingkat kelompok hingga Serikat Kabupaten bahkan Propinsi, bahan bacaan yang selalu disediakan oleh Pendamping Lapang. PEKKA melatih saya bukan hanya ilmu usaha dan ketrampilan namun juga hukum, pendidikan politik, pendidikan, kesehatan bahkan media rakyat.
Seperti ungkapan dalam bahasa Jawa ‘komplit welit gendheng seng’ yang artinya sangat lengkap, di Pekka kami pernah studi banding ke peternakan ayam arab dan saya mempraktekkannya di rumah, Alhamdulillah mendapat keuntungan. Usaha ternak ini saya teruskan meski terkadang ganti-ganti, kini saya memelihara ayam pejantan. Paling tidak ternak ini lebih menghasilkan daripada menjadi buruh memayet baju.
Kini saya bisa membantu lebih dari 30 orang warga kampung saya untuk bisa mendapat KTP, KK dan akte kelahiran. Bahkan kini saya bisa mengusulkan ke Kepala Desa dan dia menyambut baik niat saya untuk membuat pelayanan jemput bola dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ke desa saya, desa Wringin Gintung. Dalam organisasi, sayapun tidak ingin Serikat Pekka begini-begini saja. Bersama kader lain saya mencoba ‘babat alas’ atau membuka Pekka di wilayah baru yaitu di kelurahan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. Meski harus dikunjungi bolak-balik hingga lebih dari empat kali namun akhirnya saya berhasil membentuk kelompok baru di wilayah tersebut meski ijin resmi dari pemerintah kabupaten belum turun.