“Penguatan Kepemimpinan Perempuan Desa untuk Pelayanan Publik yang Berkualitas, Sensitif Gender dan Inklusif”, adalah tema dari kegiatan Forum Pemangku Kepentingan (FPK) yang dilaksanakan oleh Serikat Pekka Aceh Barat Daya. Kegiatan FPK berlangsung pada hari Kamis 16 Januari 2020 di Center Kuala Batee.
Forum ini dihadiri oleh BAPPEDA Bapak Dedi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Ibu Nuraini dan 5 orang rekan nya, P2TP2A Ibu Cut Harnalis selaku Kabid PP dan 3 orang kepala Desa.
Acara di buka oleh Erika sebagai pembawa acara, dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Serikat Cut Raihan.
“Pekka beranjak dari Akar Rumput bekerja dengan Swadaya, Pekka juga mengadakan Sekolah Akademi Paradigta dan juga melakukan kegiatan Klik di beberapa Desa.” ungkap Cut Raihan.
Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Mardhiah selaku Faslap.
“Mardhiah menjelaskan bahwasanya Pekka di Aceh barat Daya telah berumur lebih kurang 15 tahu, khususnya di Aceh. Kelompok Pekka ini yang di Organisir adalah penguatan kepada Perempuan kepala keluarga. Pekka berada di 12 Kabupaten, 42 kecamatan, 177 desa tersebar 199 kelompok dengan jumlah keanggotaan 5161 orang. Anggota aktif di Abdya berada di 7 kecamatan, 62 kelompok dan 789 anggota.”
Ada juga anggota Pekka yang bertanya mengenai mengapa Pak Keucik tidak mau mengeluarkan biaya untuk acara Pekka seperti Klik, karena alasan Pak Keucik uang tersebut tidak ada dalam Perbup.
“Pak Dedi pun menjelaskan bahwasanya hal itu memang benar, tapi bisa juga kita coba sewaktu di Musrembang untuk membuat usulan agar beberapa kegiatan dari Pekka bisa di Perbupkan.”
Ibu Nuraini dari DISDUKCAPIL juga menyarankan sebaiknya Klik dilakukan di Desa terpencil. Tapi karena Pekka tidak ada di Desa tersebut maka kami selaku anggota dari Pekka agak sulit untuk menjangkaunya ungkap Mardhiah.
Setelah menjawab beberapa pertanyaan, waktu menunjukkan pukul 13.30 wib. Pembawa acara pun menutup acara FPK tersebut.
Penulis: Lasmi, kader Pekka Abdya, Aceh