“Selamat pagi… Horee seribu-seribu” ucap Ina Juba dan beberapa orang temannya membalas salamku ketika memasuki aula utama Center Pekka Seni Tawa, Desa Lewoblolong Kecamatan Ile Boleng. ”Aku kan bukan anggota kelompok. Jadi aku tidak bisa kena aturan kelompok dong,” jawabku membela diri sambil tersenyum malu. “Lain kali kita buat aturan denda terlambat tidak hanya untuk anggota kelompok tapi juga buat kader pendamping,” lanjut Ina Juba bercanda disambut tawa riang ina-ina lainnya.
Hari itu, Senin, (12/10/2020) tidak seperti biasanya aku terlambat datang lebih dari satu jam dari waktu pertemuan kelompok. Transaksi simpan pinjam dan sembako sudah berlangsung. Masing-masing pengurus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik pengurus simpan pinjam maupun pengurus sembako. Ina Dion mengisi buku kas campuran dan buku anggota, Ina Meri mengisi buku rekap simpanan dan rekap pinjaman, sementara Ina Yudit dibantu oleh Ina Juba menerima uang dari anggota. Sedangkan Ina Wilhelmina dan Ina Jebe menangani transaksi sembako. Tugas mereka menagih pembayaran piutang sembako dari anggota, mendaftar kebutuhan anggota dan pengadaan sembako untuk dibagikan kepada mereka yang membutuhkan. Pekka Mart saat ini hanya menjual beras, sehingga kebutuhan lainnya seperti gula pasir, minyak goreng, sabun dan lain-lain diambil dari Bumdes Tanah Boleng.
Meski cuaca kurang bersahabat karena terik matahari membuat gerah namun ketujuh belas orang yang hadir pada hari itu tetap dengan setia menunggu pengurus menyelesaikan pembukuan dan memberikan laporan pertanggung jawaban keuangannya. Pengurus melaporkan adanya uang masuk sebesar Rp 50.413.500,- yang bersumber dari simpanan anggota, angsuran pinjaman, pinjaman dari LKM dan iuran lainnya. Sedangkan uang keluar sebesar Rp 50.357.000,- yang terdiri dari pinjaman anggota, setoran simpanan ke LKM dan setoran iuran anggota ke serikat dll. Saldo yang dipegang bendahara sebesar Rp. 56.500,-, sedangkan pemasukan sembako sebesar Rp 10.469.500,- dan semuanya dipakai untuk belanja barang.
Di akhir kegiatan, Ina lena menghimbau kepada anggota Kelompok Surya Desa Bajuntaa Kecamatan Ile Boleng agar tetap mengikuti protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19 ini yaitu dengan menghindari kerumunan, tetap jaga jarak, menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Masih ada beberapa hal yang perlu dibahas, namun kegiatan terpaksa ditutup karena sebagian besar anggota harus melayat orang mati di desa tetangga. Saya mengingatkan pengurus agar memberikan contoh yang baik kepada anggota dengan selalu mengunakan masker pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.
Kontributor Kornelia Bunga, kader Pekka Flores Timur, NTT