\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

\\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

Page 3 of 3 1 2 3
\n
  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

    Page 3 of 3 1 2 3
    \n

    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

      Page 3 of 3 1 2 3
      \n

      Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

      Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

      1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
      2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
      3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

        Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

        Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

        Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

        Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

        Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

        Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

        Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

        Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

        Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

        Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

        Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

        \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

        Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

        Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

        Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

        Page 3 of 3 1 2 3
        \n

        Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

        Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

        Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

        1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
        2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
        3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

          Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

          Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

          Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

          Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

          Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

          Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

          Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

          Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

          Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

          Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

          Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

          \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

          Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

          Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

          Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

          Page 3 of 3 1 2 3
          \n

          Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

          Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

          Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

          Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

          1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
          2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
          3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

            Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

            Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

            Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

            Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

            Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

            Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

            Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

            Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

            Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

            Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

            Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

            \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

            Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

            Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

            Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

            Page 3 of 3 1 2 3
            \n
            \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

            Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

            Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

            Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

            Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

            1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
            2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
            3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

              Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

              Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

              Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

              Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

              Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

              Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

              Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

              Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

              Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

              Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

              Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

              \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

              Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

              Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

              Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

              Page 3 of 3 1 2 3
              \n

              Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

              \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

              Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

              Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

              Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

              Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

              1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
              2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
              3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                Page 3 of 3 1 2 3
                \n

                Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                  Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                  Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                  Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                  Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                  Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                  Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                  Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                  Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                  Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                  Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                  Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                  \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                  Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                  Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                  Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                  Page 3 of 3 1 2 3
                  \n

                  Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                  Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                  Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                  \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                  Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                  Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                  Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                  Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                    Page 3 of 3 1 2 3
                    \n

                    Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                    Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                    Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                    Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                    \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                    Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                    Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                    Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                      Page 3 of 3 1 2 3
                      \n

                      Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                      Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                      Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                      Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                      Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                      \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                      Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                      Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                      Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                      Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                      1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                      2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                      3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                        Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                        Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                        Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                        Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                        Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                        Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                        Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                        Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                        Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                        Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                        Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                        \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                        Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                        Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                        Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                        Page 3 of 3 1 2 3
                        \n

                        Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                        Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                        Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                        Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                        Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                        Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                        \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                        Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                        Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                        Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                        Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                        1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                        2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                        3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                          Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                          Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                          Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                          Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                          Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                          Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                          Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                          Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                          Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                          Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                          Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                          \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                          Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                          Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                          Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                          Page 3 of 3 1 2 3
                          \n

                          Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                          Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                          Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                          Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                          Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                          Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                          Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                          \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                          Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                          Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                          Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                          Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                          1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                          2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                          3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                            Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                            Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                            Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                            Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                            Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                            Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                            Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                            Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                            Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                            Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                            Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                            \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                            Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                            Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                            Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                            Page 3 of 3 1 2 3
                            \n

                            Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                            Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                            Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                            Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                            Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                            Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                            Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                            Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                            \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                            Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                            Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                            Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                            Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                            1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                            2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                            3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                              Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                              Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                              Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                              Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                              Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                              Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                              Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                              Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                              Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                              Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                              Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                              \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                              Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                              Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                              Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                              Page 3 of 3 1 2 3
                              \n

                              Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                              Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                              Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                              Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                              Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                              Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                              Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                              Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                              Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                              \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                              Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                              Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                              Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                              Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                              1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                              2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                              3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                Page 3 of 3 1 2 3
                                \n

                                Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                  Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                  Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                  Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                  Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                  Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                  Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                  Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                  Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                  Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                  \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                  Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                  Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                  Page 3 of 3 1 2 3
                                  \n

                                  Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                  Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                  Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                  Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                  Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                  Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                  Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                  Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                  Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                  Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                  \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                  Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                  Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                  Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                  Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                    Page 3 of 3 1 2 3
                                    \n

                                    Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                    Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                    Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                    Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                    Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                    Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                    Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                    Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                    Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                    Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                    Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                    \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                    Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                    Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                    Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                      Page 3 of 3 1 2 3
                                      \n

                                      Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                      Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                      Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                      Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                      Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                      Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                      Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                      Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                      Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                      Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                      Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                      Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                      \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                      Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                      Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                      Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                      Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                      1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                      2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                      3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                        Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                        Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                        Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                        Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                        Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                        Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                        Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                        Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                        Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                        \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                        Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                        Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                        Page 3 of 3 1 2 3
                                        \n

                                        Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                        Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                        Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                        Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                        Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                        Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                        Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                        Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                        Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                        Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                        Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                        Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                        Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                        \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                        Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                        Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                        Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                        Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                        1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                        2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                        3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                          Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                          Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                          Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                          Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                          Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                          Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                          Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                          Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                          Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                          \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                          Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                          Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                          Page 3 of 3 1 2 3
                                          \n

                                          Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                          Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                          Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                          Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                          Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                          Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                          Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                          Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                          Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                          Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                          Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                          Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                          Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                          Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                          \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                          Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                          Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                          Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                          Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                          1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                          2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                          3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                            Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                            Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                            Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                            Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                            Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                            Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                            Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                            Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                            Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                            \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                            Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                            Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                            Page 3 of 3 1 2 3
                                            \n

                                            Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                            Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                            Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                            Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                            Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                            Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                            Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                            Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                            Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                            Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                            Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                            Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                            Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                            Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                            Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                            \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                            Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                            Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                            Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                            Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                            1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                            2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                            3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                              Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                              Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                              Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                              Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                              Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                              Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                              Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                              Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                              Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                              \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                              Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                              Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                              Page 3 of 3 1 2 3
                                              \n

                                              Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                              Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                              Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                              Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                              Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                              Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                              Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                              Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                              Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                              Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                              Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                              Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                              Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                              Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                              Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                              Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                              \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                              Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                              Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                              Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                              Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                              1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                              2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                              3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                Page 3 of 3 1 2 3
                                                \n

                                                Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                  Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                  Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                  Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                  \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                  Page 3 of 3 1 2 3
                                                  \n

                                                  \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                  Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                  Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                  Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                  Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                  Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                  Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                    Page 3 of 3 1 2 3
                                                    \n

                                                    Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                    Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                    Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                    Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                    Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                    Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                      Page 3 of 3 1 2 3
                                                      \n

                                                      Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                      Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                      Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                      Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                      Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                      Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                      Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                      1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                      2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                      3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                        Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                        Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                        Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                        \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                        Page 3 of 3 1 2 3
                                                        \n

                                                        Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                        Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                        Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                        Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                        Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                        Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                        Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                        1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                        2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                        3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                          Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                          Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                          Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                          \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                          Page 3 of 3 1 2 3
                                                          \n

                                                          Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                          Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                          Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                          Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                          Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                          Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                          Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                          1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                          2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                          3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                            Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                            Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                            Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                            \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                            Page 3 of 3 1 2 3
                                                            \n

                                                            Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                            Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                            Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                            Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                            Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                            Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                            Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                            1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                            2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                            3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                              Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                              Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                              Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                              \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                              Page 3 of 3 1 2 3
                                                              \n

                                                              Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                              Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                              Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                              Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                              Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                              Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                              Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                              Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                              1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                              2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                              3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                Page 3 of 3 1 2 3
                                                                \n

                                                                Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                  Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                  Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                  Page 3 of 3 1 2 3
                                                                  \n

                                                                  Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                  Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                  Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                  Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                  Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                  Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                  Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                    Page 3 of 3 1 2 3
                                                                    \n

                                                                    Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                    Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                    Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                    Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                    Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                    Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                      Page 3 of 3 1 2 3
                                                                      \n

                                                                      Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                      Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                      Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                      Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                      Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                      Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                      Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                      1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                      2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                      3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                        Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                        Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                        Page 3 of 3 1 2 3
                                                                        \n

                                                                        Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                        Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                        Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                        Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                        Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                        Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                        Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                        1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                        2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                        3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                          Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                          Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                          Page 3 of 3 1 2 3
                                                                          \n

                                                                          Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                          Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                          Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                          Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                          Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                          Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                          Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                          1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                          2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                          3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                            Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                            Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                            Page 3 of 3 1 2 3
                                                                            \n

                                                                            Sejak saat itu suaminya trauma dan tidak lagi berjualan.\nTapi mereka mencoba peruntungan lain dengan mengambil kredit motor dan manjadi\ntukang ojek, namun lagi-lagi sang suami naas salah membawa penumpang yang\nternyata penumpang tersebut adalah bandar narkoba dan sedang bertransaksi dan\nternyata telah menjadi incaran polisi, saat berhenti di tempat yang dituju\nternyata polisi sudah menunggu dan tanpa bisa menjelaskan langsung saja suami\nbu Evi dibawa ke Polsek Tanjung Raja, tanpa bantuan dan kebingungan karena\ntidak mengerti hukum suami dan keluarga hanya bisa menerima vonis hukuman 3\ntahun penjara dengan tuduhan sebagai kurir narkoba. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                            Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                            Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                            Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                            Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                            Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                            Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                            1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                            2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                            3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                              Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                              Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                              Page 3 of 3 1 2 3
                                                                              \n

                                                                              Setiap ada pembaharuan data, mereka tidak pernah masuk dalam\nsetiap program yang dikeluarkan pemerintah Desa Srijabo. Dari tahun 2006 mereka\npindah rumah sampai Januari 2019 tak satupun jenis bantuan mereka dapatkan,\nbahkan sang ibu yang telah masuk usia lanjut pun luput dari pantauan pemerintah\ndesa. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengurus surat pindah menjadi warga desa\npenyandingan. Sejak pindah mereka telah banyak mencoba berbagai usaha demi\nkelangsungan hidupnya, ibu Evi mencoba menjual ikan keliling dan suaminya\nmenjual sosis goreng tapi malang tak dapat ditolak tak lama berjualan terjadi\ninsiden minyak panas tumpah dan mengenai anak yang sedang membeli sosis\nmenyebabkan luka bakar yang serius, setelah rembuk secara kekeluargaan mereka\ndiminta untuk membiayai pengobatan sampai si anak sembuh, tentu beban yang\nberat bagi keluarga ibu Evi, tapi mereka tetap mengusahakan untuk menunaikan kewajiban\nitu walaupaun harus dibayar dengan cara berhutang ke tetangga. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Sejak saat itu suaminya trauma dan tidak lagi berjualan.\nTapi mereka mencoba peruntungan lain dengan mengambil kredit motor dan manjadi\ntukang ojek, namun lagi-lagi sang suami naas salah membawa penumpang yang\nternyata penumpang tersebut adalah bandar narkoba dan sedang bertransaksi dan\nternyata telah menjadi incaran polisi, saat berhenti di tempat yang dituju\nternyata polisi sudah menunggu dan tanpa bisa menjelaskan langsung saja suami\nbu Evi dibawa ke Polsek Tanjung Raja, tanpa bantuan dan kebingungan karena\ntidak mengerti hukum suami dan keluarga hanya bisa menerima vonis hukuman 3\ntahun penjara dengan tuduhan sebagai kurir narkoba. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                              Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                              Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                              Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                              Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                              Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                              Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                              1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                              2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                              3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                                Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                                Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                                Page 3 of 3 1 2 3
                                                                                \n

                                                                                Karena tidak faham akan haknya sebagai warga desa, mereka\nhanya bisa diam melihat pembagian program bantuan yang tidak adil dan tepat\nsasaran. Mereka menjalani hidup apa adanya. Tidak lama ada kabar bahwa akan ada\nperbaikan dan pelebaran jembatan sungai Ogan oleh pemerintah, rumah yang mereka\ntinggali dibongkar karena terletak di dekat jembatan yang akan diperbaiki\ndengan ganti rugi, alhamdulillah mereka \nmendapatkan ganti rugi sebesar 15 juta dengan uang itu mereka bisa\nmembuat rumah permanen di pinggir sungai Ogan. Sejak saat itu mereka semakin\njauh dari pemerintah Desa Serijabo karena rumah mereka masuk dalam wilayah Desa\nPenyandingan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Setiap ada pembaharuan data, mereka tidak pernah masuk dalam\nsetiap program yang dikeluarkan pemerintah Desa Srijabo. Dari tahun 2006 mereka\npindah rumah sampai Januari 2019 tak satupun jenis bantuan mereka dapatkan,\nbahkan sang ibu yang telah masuk usia lanjut pun luput dari pantauan pemerintah\ndesa. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengurus surat pindah menjadi warga desa\npenyandingan. Sejak pindah mereka telah banyak mencoba berbagai usaha demi\nkelangsungan hidupnya, ibu Evi mencoba menjual ikan keliling dan suaminya\nmenjual sosis goreng tapi malang tak dapat ditolak tak lama berjualan terjadi\ninsiden minyak panas tumpah dan mengenai anak yang sedang membeli sosis\nmenyebabkan luka bakar yang serius, setelah rembuk secara kekeluargaan mereka\ndiminta untuk membiayai pengobatan sampai si anak sembuh, tentu beban yang\nberat bagi keluarga ibu Evi, tapi mereka tetap mengusahakan untuk menunaikan kewajiban\nitu walaupaun harus dibayar dengan cara berhutang ke tetangga. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Sejak saat itu suaminya trauma dan tidak lagi berjualan.\nTapi mereka mencoba peruntungan lain dengan mengambil kredit motor dan manjadi\ntukang ojek, namun lagi-lagi sang suami naas salah membawa penumpang yang\nternyata penumpang tersebut adalah bandar narkoba dan sedang bertransaksi dan\nternyata telah menjadi incaran polisi, saat berhenti di tempat yang dituju\nternyata polisi sudah menunggu dan tanpa bisa menjelaskan langsung saja suami\nbu Evi dibawa ke Polsek Tanjung Raja, tanpa bantuan dan kebingungan karena\ntidak mengerti hukum suami dan keluarga hanya bisa menerima vonis hukuman 3\ntahun penjara dengan tuduhan sebagai kurir narkoba. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                                Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                                Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                                Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                                Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                                1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                                2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                                3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                                  Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                                  Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                                  Page 3 of 3 1 2 3
                                                                                  \n

                                                                                  Selama menjadi warga Desa Serijabo, mereka belum pernah\nmendapatkan bantuan sekecil apapun dari pemerintah setempat. Padahal waktu itu\nsuami dan istri tidak bekerja hanya mengharapkan upah sebagai buruh tani, sang\nibu yang telah berusia lanjut juga tinggal bersama mereka dan ikut menjadi\nburuh tani. Dulu mereka tinggal masih menumpang di bawah rumah neneknya yang\nkebetulan rumah panggung, mereka memasang dinding  papan keliling di bawah rumah neneknya untuk\ndijadikan tempat tinggal. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Karena tidak faham akan haknya sebagai warga desa, mereka\nhanya bisa diam melihat pembagian program bantuan yang tidak adil dan tepat\nsasaran. Mereka menjalani hidup apa adanya. Tidak lama ada kabar bahwa akan ada\nperbaikan dan pelebaran jembatan sungai Ogan oleh pemerintah, rumah yang mereka\ntinggali dibongkar karena terletak di dekat jembatan yang akan diperbaiki\ndengan ganti rugi, alhamdulillah mereka \nmendapatkan ganti rugi sebesar 15 juta dengan uang itu mereka bisa\nmembuat rumah permanen di pinggir sungai Ogan. Sejak saat itu mereka semakin\njauh dari pemerintah Desa Serijabo karena rumah mereka masuk dalam wilayah Desa\nPenyandingan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Setiap ada pembaharuan data, mereka tidak pernah masuk dalam\nsetiap program yang dikeluarkan pemerintah Desa Srijabo. Dari tahun 2006 mereka\npindah rumah sampai Januari 2019 tak satupun jenis bantuan mereka dapatkan,\nbahkan sang ibu yang telah masuk usia lanjut pun luput dari pantauan pemerintah\ndesa. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengurus surat pindah menjadi warga desa\npenyandingan. Sejak pindah mereka telah banyak mencoba berbagai usaha demi\nkelangsungan hidupnya, ibu Evi mencoba menjual ikan keliling dan suaminya\nmenjual sosis goreng tapi malang tak dapat ditolak tak lama berjualan terjadi\ninsiden minyak panas tumpah dan mengenai anak yang sedang membeli sosis\nmenyebabkan luka bakar yang serius, setelah rembuk secara kekeluargaan mereka\ndiminta untuk membiayai pengobatan sampai si anak sembuh, tentu beban yang\nberat bagi keluarga ibu Evi, tapi mereka tetap mengusahakan untuk menunaikan kewajiban\nitu walaupaun harus dibayar dengan cara berhutang ke tetangga. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Sejak saat itu suaminya trauma dan tidak lagi berjualan.\nTapi mereka mencoba peruntungan lain dengan mengambil kredit motor dan manjadi\ntukang ojek, namun lagi-lagi sang suami naas salah membawa penumpang yang\nternyata penumpang tersebut adalah bandar narkoba dan sedang bertransaksi dan\nternyata telah menjadi incaran polisi, saat berhenti di tempat yang dituju\nternyata polisi sudah menunggu dan tanpa bisa menjelaskan langsung saja suami\nbu Evi dibawa ke Polsek Tanjung Raja, tanpa bantuan dan kebingungan karena\ntidak mengerti hukum suami dan keluarga hanya bisa menerima vonis hukuman 3\ntahun penjara dengan tuduhan sebagai kurir narkoba. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                                  Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                                  Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                                  Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                                  Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                                  1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                                  2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                                  3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                                    Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                                    Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                                    Page 3 of 3 1 2 3
                                                                                    \n

                                                                                    Saya menemui ibu Evi Susanti warga RT 001 Dusun I  Desa Penyandingan. Sembari menyusui anaknya\nLaila yang berusia 9 bulan, beliau menjawab pertanyaan satu persatu. Saat saya\nmendata untuk pemantauan bantuan sosial, Ibu Evi sudah 16 tahun menikah dan\nmemiliki 3 orang anak, sekarang anak tertua Ervandi 15 tahun sekolah di SMK\nPGRI Tanjung Raja kelas 10, Bunga 8 tahun sekarang kelas 2 SD  dan putri ketiganya Laila 9 bulan. Beliau\nbercerita saat menikah  mereka masih\ntercatat sebagai warga Desa Serijabo. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Selama menjadi warga Desa Serijabo, mereka belum pernah\nmendapatkan bantuan sekecil apapun dari pemerintah setempat. Padahal waktu itu\nsuami dan istri tidak bekerja hanya mengharapkan upah sebagai buruh tani, sang\nibu yang telah berusia lanjut juga tinggal bersama mereka dan ikut menjadi\nburuh tani. Dulu mereka tinggal masih menumpang di bawah rumah neneknya yang\nkebetulan rumah panggung, mereka memasang dinding  papan keliling di bawah rumah neneknya untuk\ndijadikan tempat tinggal. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Karena tidak faham akan haknya sebagai warga desa, mereka\nhanya bisa diam melihat pembagian program bantuan yang tidak adil dan tepat\nsasaran. Mereka menjalani hidup apa adanya. Tidak lama ada kabar bahwa akan ada\nperbaikan dan pelebaran jembatan sungai Ogan oleh pemerintah, rumah yang mereka\ntinggali dibongkar karena terletak di dekat jembatan yang akan diperbaiki\ndengan ganti rugi, alhamdulillah mereka \nmendapatkan ganti rugi sebesar 15 juta dengan uang itu mereka bisa\nmembuat rumah permanen di pinggir sungai Ogan. Sejak saat itu mereka semakin\njauh dari pemerintah Desa Serijabo karena rumah mereka masuk dalam wilayah Desa\nPenyandingan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Setiap ada pembaharuan data, mereka tidak pernah masuk dalam\nsetiap program yang dikeluarkan pemerintah Desa Srijabo. Dari tahun 2006 mereka\npindah rumah sampai Januari 2019 tak satupun jenis bantuan mereka dapatkan,\nbahkan sang ibu yang telah masuk usia lanjut pun luput dari pantauan pemerintah\ndesa. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengurus surat pindah menjadi warga desa\npenyandingan. Sejak pindah mereka telah banyak mencoba berbagai usaha demi\nkelangsungan hidupnya, ibu Evi mencoba menjual ikan keliling dan suaminya\nmenjual sosis goreng tapi malang tak dapat ditolak tak lama berjualan terjadi\ninsiden minyak panas tumpah dan mengenai anak yang sedang membeli sosis\nmenyebabkan luka bakar yang serius, setelah rembuk secara kekeluargaan mereka\ndiminta untuk membiayai pengobatan sampai si anak sembuh, tentu beban yang\nberat bagi keluarga ibu Evi, tapi mereka tetap mengusahakan untuk menunaikan kewajiban\nitu walaupaun harus dibayar dengan cara berhutang ke tetangga. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Sejak saat itu suaminya trauma dan tidak lagi berjualan.\nTapi mereka mencoba peruntungan lain dengan mengambil kredit motor dan manjadi\ntukang ojek, namun lagi-lagi sang suami naas salah membawa penumpang yang\nternyata penumpang tersebut adalah bandar narkoba dan sedang bertransaksi dan\nternyata telah menjadi incaran polisi, saat berhenti di tempat yang dituju\nternyata polisi sudah menunggu dan tanpa bisa menjelaskan langsung saja suami\nbu Evi dibawa ke Polsek Tanjung Raja, tanpa bantuan dan kebingungan karena\ntidak mengerti hukum suami dan keluarga hanya bisa menerima vonis hukuman 3\ntahun penjara dengan tuduhan sebagai kurir narkoba. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Ibu Evi dan suami hanya bisa pasrah karena tak bisa berbuat\napa-apa hanya menunggu sampai selesai masa tahanan. 3 tahun kemudian sang\nsuamipun bebas dan  bisa kembali\nberkumpul dengan keluarga. Setelah bebas suaminya mencoba untuk berdagang\nmainan keliling lagi-lagi usaha mereka tidak bisa berjalan lama karena  pemasukan tidak sesuai pengeluaran yang\nmenyebabkan mereka bangkrut kehabisan modal, keadaan mereka semakin terpuruk\nditambah sang ibu yang sudah lansia sering mengeluh sakit namun tidak punya\nbiaya untuk berobat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Saat itu pula ibu Evi menyadari kalau ia telah telat haid 2\nbulan dan positif hamil anak ketiga, semua itu terjadi lantaran Ibu Evi tak\npunya uang untuk biaya suntik KB, suami bu Evi kembali mencoba menjadi kuli\nbangunan yang hanya bekerja saat ada yang butuh jasanya, dengan kondisi seperti\nitu membuat Ibu Evi stres yang berimbas pada kekurangan gizi saat hamil. Petugas\nkesehatan dan bidan desa pun mencoba membantu dengan mengajukan BPJS PBI namun\nyang keluar hanya untuk sang nenek ,suami dan anak pertamanya anak kedua dan Ibu\nEvi belum mendapatkan BPJS atas nama mereka. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Alhasil saat melahirkan ibu evi tidak bisa ke puskesmas\nkarena tidak memiliki BPJS dan memutuskan untuk meminta bantuan bidan desa\ndengan meminta tempo untuk pembayaran biaya persalinan sebesar 800 ribu,\nAgustus 2019 lahirlah putri ketiga mereka Laila. Namun sepertinya masalah belum\njuga bosan menimpa mereka, tahun ajaran baru \nanak pertama Ervandi masuk sekolah SMK dan Bunga putri keduapun masuk\nsekolah SD keduanya membutuhkan biaya yang lumayan besar, \u201cya Allah hanya Tuhan\nyang tahu betapa stres dan binggungnya saya dan suami  semua butuh biaya sedangkan kami tidak\nmemiliki pendapatan atau tabungan\u201d keluh bu Evi mengenang masa sulit itu.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Tidak ada yang bekerja sedangkan keluarga dekat hanya mampu\nmembantu seadanya. Saat itu hanya biaya masuk SD yang bisa dibayar dan untuk\nbiaya masuk SMK 850 ribu hanya bisa dibayar 300 ribu dulu itupun didapat dari\nswadaya keluarga, sementara untuk biaya bersalin sampai detik ini sepeserpun\nbelum dibayar, untunglah bidan desa bisa mengerti keadaan Ibu Evi beliau hanya\nsatu kali menagih dan dengan keadaan Ibu Evi yang kesulitan akhirnya beliau\nmemberi tempo sampai kapan saja tunggu Ibu Evi punya uang buat bayar. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Pada situasi saat ini dimana virus Covid-19 mewabah di  seluruh dunia, tentunya membawa dampak ke semua\nlapisan masyarakat tak terkecuali ibu Evi dan keluarga, keadaan ekonomi\nkeluarga ini semakin terpuruk, suami bu Evi yang sebelumnya menjadi sopir\nbentor dihadapkan pada masa sulit, becak motor yang disewa sehari 25 ribu tidak\nmendapatkan penumpang, apa lagi dengan seruan pemerintah untuk tetap di rumah\nsehingga penumpang sangat berkurang sedangkan setoran dan biaya makan di rumah\ntak bisa dielakkan, tak jarang ibu Evi yang masih dalam masa menyusui harus\nmakan jam 3 sore karena menunggu sang suami pulang bekerja membawa uang, saat\nsuaminya pulang baru bisa membeli beras. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Untuk yang pertama kalinya semenjak mereka pindah menjadi\nwarga desa penyandingan pada akhir April kemarin mereka mendapatkan bantuan\nsembako dari pemerintah kabupaten, tanggal \n22 Mei 2020 mereka pun kembali mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai\nDana Desa sebesar 600 ribu rupiah. Seharusnya dengan kondisi Ibu Evi, saya\nmerasa beliau berhak mendapatkan PKH atau program bantuan lain dari pemerintah,\ntapi kenyataan justru kebanyakan yang menerima PKH jauh lebih mampu dari Ibu\nEvi, saya tidak tahu kesalahan ada di mana namun berharap sistem data di Indonresia\nbisa diperbaharui sehingga bantuan dari pemerintah juga tepat sasaran.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Penulis: Endang Estaurina, kader Pekka OI-Sumsel<\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Kisah Keluarga Miskin yang Luput dari Perhatian Pemerintah","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:30:49","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:30:49","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/kisah-keluarga-miskin-yang-luput-dari-perhatian-pemerintah\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":6293,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:15:54","post_date_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content":"\n

                                                                                    Dua hari saya mengikuti pelatihan\nenumerator melalui online dengan aplikasi Zoom. Saya berangkat pagi hari dan\npetang baru tiba di rumah lagi karena saya pergi ke Dongko dan jarak desa saya\nJombok ke Dongko cukup jauh kurang lebih satu \nsetengah jam naik motor.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Setelah pelatihan selama dua\nhari, saya diberi tugas melakukan pendataan Pemantauan Bansos Covid-19, di desa\nsaya, desa Jombok Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, khususnya di RT 21 RW 6\nDusun Gading, di mana saya tinggal di situ.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Tanggal 20 Mei 2020, sebelum\npendataan, saya menemui Bapak Ketua RT untuk memberikan surat tugas serta\nmeminta ijin melakukan pendataan di RT 21 yang terpilih menjadi wilayah sampel\npemantauan. Saya beruntung karena Bapak Ketua RT cukup baik dan langsung\nmemberikan ijin kepada saya untuk melakukan pendataan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Kamis tanggal 21 Mei saya memulai\nterjun untuk melakukan pendataan. Saya berangkat agak siang, karena pagi hari\nsaya harus menemani anak \u2013 anak mengerjakan tugas belajar online. Meski\nberangkat agak siang, Alhamdulilah, pengalaman hari pertama ini lancar. Semua\nresponden yang saya tuju ada di rumah. Meski saya sedih juga mengetahui kini\nbanyak KK yang menganggur di rumah karena adanya Pandemi Covid 19 ini. Padahal\nsebelum Covid 19, kebanyakan mereka bekerja menjadi buruh dan di PHK. Kini\nmereka mau tak mau kembali menjadi petani mengurus kebun yang hasilnya tidak\nbisa diharapkan cepat.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Salah satu responden, Bapak\nTamijan (67), awalnya wawancara berjalan dengan mulus, bahkan kadang bercanda.\nNamun saat bertanya di Bab Bantuan Covid, beliau langsung emosi. Sampai saya\nsedikit takut. Hal itu karena dia tidak pernah mendapat bantuan apapun dari\nPemerintah. Padahal dia tahu malah ada beberapa warga yang menerima dobel.\nBahkan banyak warga penerima bantuan itu sebenarnya tidak sesuai dengan\nkriteria miskin. Berbagai keluh kesah soal bantuan dia lontarkan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    \u201c Kalau judulnya siapa yang kena\nDampak Covid 19, semua berdampak, bukan hanya orang kota. Orang Desa juga jadi\ntidak bisa bekerja menjadi buruh, jika hanya mengandalkan hasil pertanian, itu\ntidak cukup. Tolong ini ditulis, sampaikan ke orang \u2013 orang di atas, jika\nmemberikan bantuan yang adil. Jangan hanya orang \u2013 orang yang dekat dengan\npemerintah saja.\u201c Tuturnya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Mendata ini cukup asyik, hingga\ntidak terasa hari sudah sore. Saya tidak langsung mengentry malamnya karena\ncapek dan harus mengurus anak- anak. Pendataan saya teruskan keesokan harinya.\nHari Jumat tanggal 22 Mei 2020 ini saya malah agak ringan, karena pagi \u2013 pagi\nada beberapa KK yang minta di data datang ke rumah saya. Mumpung belum\nberangkat ke sawah atau kebun, kasihan kalau saya ke rumahnya nanti dia sedang\nbekerja.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Selain itu beberapa orang yang\ndidata ini juga berharap dengan didata mereka ke depan bisa mendapatkan bantuan,\nkarena belum tersentuh bantuan apapun. Meski berulang kali saya mencoba\nmenjelaskan bahwa Pendataan ini tidak ada hubungannya dengan pendataan warga\npenerima bantuan, karena hanya bertujuan memantau. Namun mereka tetap berharap.\nYang penting mereka sudah paham dan tidak keliru memahami.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Saya memutuskan sementara\nberhenti mendata untuk persiapan lebaran. Saya baru mendata lagi tanggal 27 Mei\n2020, untuk melanjutkan dan syukur bisa selesai target saya. Karena tinggal\nkurang 16 KK lagi. Namun cuaca kurang mendukung, hujan lebat disertai angina.\nHingga belum selesai hari itu, masih tersisa 5 KK lagi yang kurang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Di rumah, saya mencoba mulai\nmengentry data di google form. Alhamdulillah, sinyal mendukung dan saya\nberhasil mengirim beberapa data yang sudah saya wawancara tanggal 20 dan 21\nMei. Melihat di grup wa enumerator banyak kawan \u2013 kawan pendata yang sudah\nselesai. Saya jadi bersemangat lagi mendata untuk menyelesaikan tugas saya\nsebagai enumerator.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Akhirnya, Jumat tanggal 29 saya\nberhasil menyelesaikan pendataan. Ada 67 KK warga RT 21 Dusun Gading desa\nJombok, namun hanya 65 orang yang berhasil diwawancara karena yang 2 KK masih\nmerantau kerja di luar wilayah dan tidak tahu kapan kembali. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Senang bisa menyelesaikan tugas menjadi enumerator. Sungguh pengalaman berharga. Semoga ke depan ada kesempatan lagi, sehingga bisa melakukannya dengan lebih baik.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Penulis: Dwi Safitri, kader Pekka Trenggalek<\/em><\/strong> <\/p>\n","post_title":"Penerima Bansos Tak Sesuai Kriteria","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:15:54","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:15:54","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/penerima-bansos-tak-sesuai-kriteria\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":341,"post_author":"4","post_date":"2020-09-18 07:04:58","post_date_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content":"\n

                                                                                    Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli.\u00a0 Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman\u2013teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Setelah mengikuti pelatihan, saya\ndan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9\nkelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima\ndengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit\nnggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah\nmemahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan\ndengan Pak RT dan Bu RT lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Pak RT ku yang baik ini malah\nmemberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9.\nMenurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat\nmasa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama \u2013 lama bersilaturahmi di rumah\norang.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Kami baru mulai mendata door to\ndoor tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami\nkeluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang\njam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena\nkesibukan yang lain.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Dalam mendata selalu ada\ntantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira\nkami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami\nsedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa\nyang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak\/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan <\/em><\/strong><\/p>\n","post_title":"Saya Bilang, Ini Tugas Negara","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"saya-bilang-ini-tugas-negara","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-18 07:04:58","post_modified_gmt":"2020-09-18 07:04:58","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/saya-bilang-ini-tugas-negara\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":232,"post_author":"4","post_date":"2020-09-16 03:14:59","post_date_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content":"\n

                                                                                    Setelah Peraturan\nBupati tentang Sistem\nLayanan dan Rujukan Terpadu atau disingkat SLRT-KLIK\nPEKKA resmi disahkan oleh Bupati Karawang yaitu dr Cellica Nurrachadiana dengan\nnomor 57 tahun 2019 maka\nDinas Sosial Kab. Karawang bersama dengan PEKKA\n\u2013 MAMPU melakukan sosialisasi kepada beberapa instansi pemerintah,  Kecamatan, TKSK, dan kepala desa yang ada\nkelompok Pekka atau yang sudah pernah diselenggarakan KLIK-PEKKA. Adapun yang\nkita undang adalah 20 dinas, 8 kecamatan, 8 TKSK, 21 Desa. Artinya masih ada 22\nkecamatan dan 279 desa lagi yang belum ikut dalam sosialisasi Perbup SLRT\ntersebut, karena di Kabupaten Karawang ada 30 Kecamatan dan 300 Desa.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Senin tanggal 17 Februari 2020 adalah\nhari yang begitu kurang bersahabat, karena pagi-pagi turun hujan rintik-rintik,\nsehingga menghambat keberangkatan kami semua sebagai panitia maupun para\nundangan menuju kantor Bappeda Karawang untuk melakukan rapat sosialisasi\nPerbub SLRT. Sebelum jam 08.00 wib ibu Romlawati dari Yayasan Pekka Jakarta sudah\ntiba di kantor Bappeda karawang. Teman-teman panitia baru 2 orang yang sudah\nsampai di lokasi, sedangkan saya (Astini) sampai lokasi ternyata paling\nbelakang di bandingkan panitia yang lainnya, karena saya harus menyiapkan\nberkas-berkas yang masih kurang atau belum selesai di siapkan. Seharusnya\nmemang semua harus di siapkan sore, berhubung sehari sebelumnya sudah hujan\nterus, maka berkas - berkas belum semua bisa dikerjakan,\nsehingga harus di kerjakan pagi-pagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Jam 08.10 wib akhirnya saya sampai juga\ndi kantor Bappeda, dan terlihat teman-teman panitia sudah sibuk menyiapkan\nkeperluannya,ada yang menyiapkan snack pagi,dan ada yang gladi resik\npenyambutan Bupati. Saya juga segera menyiapkan tulisan untuk memberikan\nsambutan sebagai ketua panitia, dan memastikan ke staf Bupati terkait apakah\nibu Bupati bisa hadir memenuhi permohonan kami untuk membuka acara sosialisasi\nperbub, atau tidak. Namun ternyata Ibu Bupati tidak bisa hadir dan menugaskan\nkepada bapak Kepala Bappeda yaitu bapak Asip Sunandar untuk membuka acara\ntersebut. Absensi juga langsung di lakukan karena undangan sudah mulai\nberdatangan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    \\\"\\\"<\/figure>\n\n\n\n

                                                                                    Setelah bapak Asip Sunandar mempelajari\nTOR nya, maka sekitar jam 09.30 bapak Asip Sunandar datang dan kami menyambut\ndengan tarian penyambutan, serta memberikan rangkaian bunga hasil karya anggota\nPekka, sebagai cinderamata. Selesai prosesi penyambutan maka pembawa acara\nmembacakan susunan acaranya dan memulai acara sesuai dengan urutan susunan\nacaranya. Di awali dengan doa pembuka dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,\nbarulah tiba giliran saya untuk memberikan sambutan sebagai ketua Serikat\nsekaligus ketua panitia. Tidak banyak yang saya paparkan, hanya terkait\nkegiatan Pekka, jumlah kelompok \/ anggota \ndan ucapan terima kasih kepada instansi terkait serta Pekka Mampu dan\nSLRT, yang telah memberikan saran ataupun masukan sehingga bisa terlaksana\nacara ini dengan baik. Serta minta maaf kepada seluruh peserta yang hadir jika\ndalam penyelenggaraan acara masih banyak kekurangannya.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Acara berikutnya sambutan dari bapak\nAsip Sunandar sebagai yang mewakili ibu Bupati Karawang untuk memberikan\nsambutannya dan sekaligus membuka acara sosialisasi. Beliau menyampaikan bahwa\npemerintah akan mendukung sekali akan adanya puskesos-puskesos di setiap desa\ndalam penanggulangan kemiskinan. Secara \nresmi acara dibuka dengan di lanjutkan penyerahan Salinan perbub oleh\nbapak Asip Sunandar ( mewakili Bupati ) kepada saya sebagai ketua Serikat Pekka\nKarawang. Berikutnya di lanjutkan sambutan oleh Ibu Tria Laksmi dari mampu,\nmenjelaskan sedikit tentang Mampu dan programnya. Di teruskan oleh Ibu\nRomlawati dengan memaparkan terkait Pekka dengan semua kegiatan-kegiatannya. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Selesai bu Romlawati memberikan\nsambutannya kemudian di giliran bapak Danilaga dari Dinsos yang menjelaskan\nterkait SLRT. Begitu juga berikutnya oleh bapak Ryan dari SLRT Jakarta juga\nmemperjelas tentang pentingnya Puskesos di setiap desa serta Klik Pekka dalam\nSLRT. Karena dengan begitu masyarakat akan melakukan proaktif terhadap kondisi\ndirinya sendiri dan memudahkan dalam melakukan validasi data terkait\nperlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    Sesi terakhir adalah tanya jawab dari\npeserta terhadap narasumber. Ada 3 orang yang bertanya  yaitu:<\/p>\n\n\n\n

                                                                                    1. Ibu kepala desa Bengle ( Lia Amalia )\nyang menanyakan apakah    setelah ada\npuskesos dan SLRT nanti akan ada tindak lanjutnya, karena di desa Bengle sudah\nbanyak lembaga-lembaganya<\/li>
                                                                                    2. Bapak kepala desa Cikande ( Romli \/ Ombi\n) jika di adakan klik nanti yang akan menjadi dampaknya adalah kepala desanya\nkarena rakyatnya tidak mau tau. Jadi agar bener-bener ada tindak lanjutnya\nterkait validasi datanya, karena desa Cikande sudah melakukan pengajuan validasi\ndata tetapi tidak pernah terealisasi sesuai. Ada 699 yang di ajukan yang\nterealisasi hanya sekitar 250.<\/li>
                                                                                    3. Bapak Camat Teluk jambe Barat,\nmenyampaikan bahwa program ini sangat baik maka hendaknya di sosialisasikan ke\nlembaga yang lebih banyak lagi.<\/li><\/ol>\n\n\n\n

                                                                                      Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut maka\nbapak Ryan menjawab bahwa untuk desa bengle agar memangkas lembaga-lembaga yang\ndi anggap kurang maksimal dan puskesos akan sangat membantu dalam menanggulangi\nkemiskinan di masyarakat. Klik sebagai alat untuk masyarakat bisa proaktif\nterhadap permasalahan dirinya sendiri, yang kemudian akan di proses menjadi\ntindak lanjut sebagai validasi data. Sedangkan untuk sosialisasi ke yang lain\nnanti akan di bantu oleh kader-kader Serikat Pekka.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Dengan selesainya semua pertanyaan dan\njawaban dari narasumber, maka pembawa acara menutup acara sosislisasi perbub\nSLRT-Klik Pekka no 57 tahun 2019 dengan mempersilahkan kawan Nyai Nuraeni\nmemimpin doa penutup. Tepat jam 12.30 wib seluruh rangkaian acara selesai dan\nseluruh peserta beserta narasumber meninggalkan ruangan Aula I kantor Bappeda.\nTetapi kami semua panitia beserta Faslap ( Dian Trikanita ) dan ibu Romlawati\ndari yayasan Pekka Jakarta melakukan evaluasi. Selesai evaluasi kami semuapun\nakhirnya pulang ke rumah masing-masing.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Astini<\/strong>, <\/strong>Ketua Serikat Pekka\nKarawang <\/strong><\/p>\n","post_title":"Sosialisasi SLRT untuk Perlindungan sosial dan Penanggulangan Kemiskinan","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-16 03:14:59","post_modified_gmt":"2020-09-16 03:14:59","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/sosialisasi-slrt-untuk-perlindungan-sosial-dan-penanggulangan-kemiskinan\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"},{"ID":158,"post_author":"4","post_date":"2020-09-14 04:29:23","post_date_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content":"\n

                                                                                      Pagi itu suasana kelas Kader mulai ramai.Akademia mulai\nberdatangan.Sapaan dari Akademia ke akademia yg lain dan juga Mentor menjadi\npenghangat suasana pagi itu, Rabu, 2 Oktober 2019 di Desa Balla Barat Kec.\nBalla, Mamasa, Sulawesi Barat. <\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Waktu menunjukkan pukul 09:15 WITA, kelas pun dimulai.Pagi\nitu canda dan tawa masih terlihat dari wajah-wajah Akademia. Namun di tengah\npelajaran, canda dan tawa itu sejenak berubah menjadi Tangis, mengapa??<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Ya...\\\"Sungai kehidupan\\\" sontak membuat Suasana\nkelas jadi haru,para Akademia meneteskan Air mata.Modul 2 PB 1 tentang\n\\\"Perempuan dan perjalanan hidupnya\\\". Akademia ditugaskan untuk\nmembuat \\\"Sungai kehidupan\\\". Menggambarkan peristiwa yang paling\nberkesan dalam hidup yang mempengaruhi kehidupan selama ini.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Mariana, perempuan 39 tahun ini tak dapat menahan air\nmatanya saat menceritakan peristiwa paling berkesan dalam hidupnya lewat Sungai\nkehidupan.Diawali dengan tahun dimana Ia dilahirkan (1980). Terlahir dari\nkeluarga yang sederhana, Ia hanya hidup pas-pasan.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Tahun 1992, Itulah saat di mana Ia merasa terpukul, Ibu\nterkasih meninggal Dunia. Ia sangat sedih dan merasa tak berdaya. Ia tak mampu\nberbuat apa-apa. Tak bisa lagi melanjutkan sekolah.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Sepeninggalan Ibunya, ia tinggal bersama Nenek Krn ayahnya\nmenikah lagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Ketika berumur 25 tahun,Ia memutuskan menikah. Ia tinggal\nbersama Suami di kota Parepare.Awal pernikahan,bahagia itu masih terasa.\nApalagi setelah mereka punya anak laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Namun seiring berjalannya waktu, kebahagiaan itu mulai\nterkikis.Tak lagi seindah dulu, semuanya berubah oleh waktu dan keadaan.Ia tak\npernah menyangka suaminya akan setega itu. Takpernah terpikir olehnya hal\nmenyakitkan itu aka terjadi hingga berujung pada perpisahan tahun 2014. Luka\nyang begitu dalam membuatnya tak bisa berbuat apa-apa. Hanya Air mata yg terus\nmenerus menetes.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      \\\"Sakit yang kurasakan luar bisa saat keluargaku\ndiperhadapkan pada satu masalah. Aku sendiri,tak ada lagi sosok Ibu yg bisa aku\ntempati untuk curhat,yg bisa aku ceritakan tentang masalah dalam rumah\ntanggaku, sampai pada saat perceraianku,\\\" katanya sambil Menghapus Air\nmata.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Seketika suasana kelas menjadi haru.Semua ikut menangis,\nmerasakan sakit yg dialami perempuan ini.Tak ada saudara perempuan yg bisa\nmengantikan sosok ibu tempat mencurahkan isi hati.ditambah lagi banyaknya\ntanggapan dari orang lain yang mengatakan bahwa Ia cemburu buta.Orang yg\ndianggap bisa dipercaya malah tak mendukungnya,tak memberi support.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Putus asa, marah, kecewa, tak berdaya bercampur jadi satu.\nNamuan Sang anak menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan itu.Tuhan\ntempat satu satunya Ia mencuhkan isi hati lewat doa. Ia bangkit dari\nketerpurukannya itu. Bersama dengan anak semata wayangnya ia melanjutkan hidup.\nDimulai dengan usaha jual jualan di rumahnya di Desa Bulo \\\"Saya harus\nbangkit,\\\" ucapnya lagi dengan lantang sembari memperlihatkan senyumnya\nlagi.<\/p>\n\n\n\n

                                                                                      Ia bersyukur bisa masuk Pekka. Ada pengalaman yang bisa ia\ndapatkan, bahwa perempuan bisa bangkit dari keterpurukan, kuat, hebat, memimpin\nkeluarga, dan pencari nafkah utama dalam keluarga. Berharap Kedepannya ada\nperubahan besar yg terjadi dalam kehidupannya. (Seniwati<\/strong>)<\/p>\n","post_title":"Canda, Tawa dan Tangis di Kelas Akademi Paradigta","post_excerpt":"","post_status":"publish","comment_status":"open","ping_status":"open","post_password":"","post_name":"canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta","to_ping":"","pinged":"","post_modified":"2020-09-14 04:29:23","post_modified_gmt":"2020-09-14 04:29:23","post_content_filtered":"","post_parent":0,"guid":"https:\/\/federasipekka.or.id\/canda-tawa-dan-tangis-di-kelas-akademi-paradigta\/","menu_order":0,"post_type":"post","post_mime_type":"","comment_count":"0","filter":"raw"}],"next":false,"prev":true,"total_page":3},"paged":1,"column_class":"jeg_col_2o3","class":"epic_block_25"};

                                                                                      Page 3 of 3 1 2 3
                                                                                      Page 3 of 3 1 2 3