Kami bertiga Carwiti, Yuli Setiawati dan Siti Alfiyah mengikuti pelatihan Zoom di rumah Yuli Setiawati di Medono Kota Pekalongan. Ini untuk pertama kalinya kami mengikuti Pelatihan dengan Zoom menggunakan Laptopnya Yuli. Saya merasa senang karena dengan mengikuti Pelatihan ini saya bisa tahu dan kenal teman–teman sesama kader Pekka dari luar wilayah Jawa. Bahkan ada teman dari Sulawesi yang saking sulitnya mendapatkan sinyal mengikuti pelatihan dari atas pohon, Senin, 18 Mei 2020.
Setelah mengikuti pelatihan, saya dan Yuli berdua mencoba mensosialisasikan di rumah Pak RT, di RT 3 RW 9 kelurahan Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur Kota Pekalongan. Kami diterima dengan baik oleh Pak RT meskipun dicuekin oleh Bu RT. Dan Yuli sempat sedikit nggak enak hati melihat sikap Bu RT. Namun karena saya warga di sini yang sudah memahami, hal tersebut biasa dan toh kitapun tidak akan banyak berhubungan dengan Pak RT dan Bu RT lagi.
Pak RT ku yang baik ini malah memberikan ke kami pinjaman satu bandel berkas Fotocopi KK warga RT 3 RW 9. Menurut Pak RT, supaya proses pendataan sensus kami bisa lebih cepat, mengingat masa Covid 19 ini kita tidak diperbolehkan lama – lama bersilaturahmi di rumah orang.
Kami baru mulai mendata door to door tanggal 21 Mei 2020. Hingga tanggal 28 Mei 2020 kami masih wawancara. Kami keluar dari jam 09.00 WIB dan terkadang pulang jam 16.00 WIB, terkadang pulang jam 15.00 WIB. Malam kadang sempat mengentry kadang tidak sempat karena kesibukan yang lain.
Dalam mendata selalu ada tantangannya. Ada yang ramah, menerima kami dengan baik, ada pula yang dikira kami mendata akan memberikan bantuan, namun kami lalu menjelaskan bahwa kami sedang melakukan pendataan Bantuan Terkait Wabah Covid 19. Ada pula beberapa yang bertanya apakah Pendataan ini untuk mendata yang belum mendapat bantuan?
Dan kami pun menjelaskan bahwa kami melakukan pendataan dari PEKKA, untuk memantau penyaluran Bantuan Pemerintah Sebagai Dampak Covid 19. Selama melakukan pendataan, ada warga yang mau diwawancara namun tidak mengijinkan kami masuk ke rumahnya. Ada yang tahu begitu kami menjelaskan akan mendata langsung menutup pintu.
Selama mendata ini, saya jadi tahu kondisi warga di RT saya. Siapa saja yang mendapat bantuan dan siapa yang tidak/belum mendapat bantuan. Beberapa persoalan juga saya jumpai seperti ada pihak yang meminta transport bantuan sembako dari Pemerintah, ada yang bercerita mendapat sembako telurnya banyak yang pecah, dan sepulang mendata, ada tetangga yang berceloteh, dirinya sendiri tidak dapat, malah mendata orang lain yang dapat. Dengan tersenyum saya bilang, ini tugas negara.
Penulis: Carwiti, kader Pekka Kota Pekalongan